Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

SKK Migas Genjot Komersialisasi Lapangan Potensial Untuk Kejar Capaian Contigent Resource

SKK Migas Genjot Komersialisasi Lapangan Potensial Untuk Kejar Capaian Contigent Resource Kredit Foto: SKK Migas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat capaian contingent resource mencapai 919 million barrels of oil equivalent (MMBOE) hingga Juni 2025, jauh melampaui target tahun ini sebesar 650 MMBOE. Realisasi itu setara 151,9% dari target tahunan.

Dengan tren tersebut, SKK Migas memperkirakan capaian contingent resource akan menembus 1.143 MMBOE hingga akhir tahun. Jika terealisasi, maka kinerja akan melonjak ke level 189% dari target, sekaligus menjadi penanda kuatnya potensi produksi jangka menengah industri hulu migas Indonesia.

Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Rikky Rahmat Firdaus, mengatakan tingginya capaian contingent resource menunjukkan bahwa secara potensi sumber daya migas di Indonesia masih menjanjikan. 

Baca Juga: Jasindo Gandeng SKK Migas, Lindungi Aset Hulu dan LNG

SKK Migas secara aktif mendorong agar struktur migas berstatus undeveloped discovery bisa segera masuk tahap eksplorasi lanjut. Dari total 279 struktur belum dikembangkan, sebanyak 83 struktur telah memperoleh status Penetapan Status Eksplorasi (PSE) dengan potensi 216 MMBO minyak dan 3,8 triliun kaki kubik (TCF) gas.

"Sementara 196 struktur sisanya masih menunggu PSE, namun mengandung potensi lebih besar: 1.125 MMBO minyak dan 8,3 TCF gas," ujar Rikky dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (25/7/2025).

Rikky mengatakan, transformasi dari contingent resource ke cadangan migas melalui Plan of Development (POD) menjadi kunci keberlanjutan industri hulu. Untuk itu, SKK Migas gencar mengupayakan komersialisasi proyek-proyek marginal dan kawasan terpencil melalui pendekatan kreatif, seperti penggunaan moda trucking, pembangunan mini LNG/LPG, dan pemanfaatan aset hulu eksisting.

Baca Juga: SKK Migas Catat TKDN Hulu Migas Lampaui Target, Investasi Tembus Rp 58 Triliun

"Upaya untuk melakukan komersialiasi melalui trucking, potensi pembangunan mini LNG maupun mini LPG, pemanfaatan aset hulu migas dan lainnya terus didorong. Kami bersyukur Pemerintah telah memberikan dukungan agar lapangan yang kurang ekonomis dapat menjadi ekonomis dengan insentif-insentif fiskal maupun non fiskal” ujarnya.

Capaian contingent resource mulai 2024 resmi masuk dalam indikator kinerja utama (KPI) industri hulu, melengkapi indikator reserve replacement ratio (RRR). Ketika sumber daya berstatus contingent sudah masuk dalam POD, maka potensi tersebut akan dikonversi menjadi cadangan terbukti dan siap diproduksi.

Rikky menegaskan pentingnya mendorong seluruh potensi sumber daya menjadi produksi nyata, mengingat kebutuhan energi nasional terus meningkat. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), permintaan minyak akan naik 139% dan gas melonjak 298% pada 2050.

Baca Juga: SKK Migas: Lifting Minyak Baru 95,5% dari Target APBN 2025

“Kebutuhan energi migas saat ini sangat besar dan akan terus bertambah kedepannya. Jika mengacu pada rencana umum energi nasional (RUEN) bahwa untuk minyak akan akan ada penambahan kebutuhan sekitar 139% dan gas sekitar 298% di tahun 2050, maka seluruh potensi sumber daya migas harus bisa diproduksikan dan ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat merealisasikan target ketahanan energi," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: