Keberlanjutan Fondasi Penting OCBC Bangun Ketahanan Bisnis Jangka Panjang
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Bagi PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC), keberlanjutan bukan sekadar program tambahan, melainkan bagian dari strategi inti perusahaan yang menyentuh berbagai rantai nilai bisnis dan sosial.
Hal tersebut ditunjukkan dengan strategi keberlanjutan secara menyeluruh dari hulu ke hilir yang dijalankan OCBC, mulai dari operasional bisnis, penyaluran solusi pembiayaan berkelanjutan, hingga program CSR yang terintegrasi dengan prinsip ekonomi dan fesyen sirkular.
Baca Juga: Bank Jago Berhasil Jaga Konsistensi Pertumbuhan Bisnis, DPK, dan Kredit
Secara konkret, OCBC telah mengimplementasikan ketiga pilar keberlanjutan terdiri dari lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) guna mendukung pencapaian target Net Zero pada tahun 2050.
Dari sisi operasional, OCBC Space yang berlokasi di BSD sebagai salah satu kantor utama telah mendapatkan sertifikat bangunan hijau level 2 dari IFC EDGE: Advanced (Zero Carbon Ready) berkat penerapan teknologi efisiensi energi dan sistem pengelolaan air yang berkelanjutan.
Selain itu, OCBC juga menjadi bank pertama di Indonesia yang mendorong penggunaan energi terbarukan melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN, serta mengimbangi emisi tidak terhindarkan melalui pembelian karbon kredit dari Bursa Karbon Indonesia.
Direktur OCBC Heriyanto mengungkapkan keberlanjutan bagi OCBC bukan hanya tanggung jawab moral, tapi merupakan fondasi penting dalam membangun ketahanan bisnis jangka panjang
"Dari efisiensi operasional gedung hingga skema pembiayaan, semua dirancang untuk mendorong transformasi menuju praktik yang lebih bertanggung jawab," jelasnya, dikutip dari siaran pers OCBC, Senin (28/7).
Di bidang pembiayaan, OCBC telah menerapkan prinsip responsible financing, termasuk integrasi risiko LST ke dalam proses penilaian debitur di segmen business banking. Per 31 Desember 2024, OCBC telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp37,85 triliun, tumbuh sebesar 17% year-on-year (YoY), dan 42% di antaranya didistribusikan melalui inisiaitif Green Financing dan Sustainability-linked Loan (SLL) yang ditawarkan Bank.
Lewat skema pembiayaan SLL, OCBC membuka peluang pembiayaan berkelanjutan bagi seluruh sektor industri, tidak hanya spesifik pada sektor tertentu, selama debitur memiliki Key Performance Indicator (KPI) keberlanjutan yang ambisius dan relevan. Hingga saat ini, OCBC telah menyalurkan SLL untuk berbagai sektor diantaranya sektor kelapa sawit, forestry, chemical manufacturing, real estate; termasuk juga SLL dengan KPI yang menyasar dampak sosial.
Terlepas dari SLL, OCBC juga menyalurkan pembiayaan hijau untuk berbagai sektor termasuk untuk membiayai energi terbarukan, pengelolaan Sumber Daya Alam berkelanjutan, pengelolaan limbah, serta bangunan hijau (green building) dan green mortgage, dan lain-lain. OCBC juga merupakan bank pertama di Indonesia yang menerbitkan Green and Gender Bond dengan fasilitas maksimum sebesar Rp2,75 triliun.
Upaya keberlanjutan OCBC juga diwujudkan melalui berbagai program sosial yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan. Sepanjang 2024–2025, OCBC berkolaborasi dengan OCBC Group menargetkan penanaman lebih dari 21.000 bibit mangrove di sejumlah wilayah pesisir strategis, seperti Bangka Belitung, pesisir utara Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan. Program ini melibatkan karyawan dan didukung oleh dana yang dihasilkan dari program pengelolaan limbah berbasis circular economy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement