Harga Emas Dunia Naik Tiga Hari Berturut, Pasar Yakin Suku Bunga Bakal Dipangkas The Fed
Kredit Foto: Istimewa
Harga emas dunia melanjutkan reli untuk hari ketiga berturut-turut pada perdagangan di Senin (4/8). Hal ini didorong oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral setelah rilis data ekonomi yang mengecewakan di Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Selasa (5/8), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global:
- Emas spot: Naik 0,3% menjadi US$3.372,15
- Emas berjangka: Menguat 0,8% ke US$3.426,4
- Perak spot: Naik 0,9% menjadi US$37,35
- Platinum: Naik 1,3% menjadi US$1.332,20
- Palladium: Turun 1,6% menjadi US$1.188,90
Analis Pasar Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis mengatakan bahwa kombinasi ekspektasi kuat terhadap pemangkasan suku bunga dan tekanan inflasi telah menjadi katalis positif bagi harga emas.
“Peluang pemangkasan suku bunga pada September semakin besar, bahkan lebih kuat untuk Desember. Ditambah dengan tekanan inflasi, ini sangat mendukung harga emas,” katanya.
Pekan lalu, data ketenagakerjaan menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang jauh lebih lemah dari ekspektasi pada Juli.
Selain itu, jumlah payroll dua bulan sebelumnya direvisi turun sebesar 258.000 pekerjaan, menandakan deteriorasi signifikan dalam kondisi pasar tenaga kerja dari AS.
Data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) juga tercatat meningkat 0,3% pada Juni setelah direvisi naik menjadi 0,2% pada Mei. Kenaikan ini dipicu oleh efek awal tarif baru yang dikenakan terhadap berbagai negara.
Menurut data pasar, peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan bank sentral bulan September kini mencapai 87,8%, naik signifikan dari sekitar 63% pada pekan sebelumnya.
Secara historis, emas cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah dan juga dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Baca Juga: Trump Ngambek, Tarif Impor India Bakal Naik Melebihi 25%
Di sisi lain, pasar juga mencermati kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump, yang baru-baru ini menetapkan tarif baru terhadap puluhan negara seperti India hingga Swiss. Tarif-tarif ini diperkirakan akan tetap berlaku dalam waktu dekat, karena negosiasi lanjutan belum membuahkan hasil berarti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement