Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

INDEF Soroti Ketimpangan Data, Ekonomi Tumbuh tapi Tak Terasa

INDEF Soroti Ketimpangan Data, Ekonomi Tumbuh tapi Tak Terasa Kredit Foto: Azka Elfriza
Warta Ekonomi, Jakarta -

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyoroti ketidaksesuaian antara data pertumbuhan ekonomi nasional dan kondisi sektor riil pada kuartal II-2025. Meski Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year), sejumlah indikator mikro seperti kredit, konsumsi, dan dana pihak ketiga (DPK) menunjukkan tren bertolak belakang.

Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF, Abdul Manap Pulungan, menyebut capaian pertumbuhan tersebut tidak sejalan dengan tekanan di sektor moneter. Ia menilai kenaikan DPK yang tidak diimbangi pertumbuhan kredit menandakan lemahnya dorongan konsumsi dan investasi.

Baca Juga: Pariwisata Dongkrak Ekonomi, Stimulus Pemerintah Jadi Pemicu Utama

“Di sektor moneter yang sangat tertekan pada kuartal kedua dan sektor perbankan yang mengalami pertumbuhan kredit rendah, sementara DPK meningkat, ini seperti tidak sinkron dengan pertumbuhan ekonomi kita yang cukup tinggi,” ujar Abdul dalam diskusi publik INDEF, Rabu (6/8/2025).

Berdasarkan data, pertumbuhan kredit hanya 7,7% secara tahunan, sementara kredit modal kerja yang menyumbang sekitar 40% dari total kredit hanya tumbuh 4,45%. Sebaliknya, DPK perbankan naik 6,96%, mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk menabung dibandingkan membelanjakan uangnya.

Baca Juga: Di Tengah Ketidakpastian Dunia, Prabowo Soroti Performa Gemilang Tim Ekonomi RI

“Kalau kita lihat pertumbuhan DPK itu naik, artinya orang lebih memilih menabung. Ada lonjakan tabungan di perbankan, tapi kredit hanya tumbuh 7,7%, menunjukkan tekanan,” jelasnya.

INDEF juga menilai transmisi kebijakan moneter masih lemah. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dari 5,75% menjadi 5,5% belum mampu menurunkan bunga kredit secara signifikan, memperkuat indikasi stagnasi ekonomi mikro meski pertumbuhan makro terlihat positif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: