Kredit Foto: Istimewa
PT Pertamina (Persero) kembali masuk daftar Fortune Global 500 tahun 2025 dan menduduki peringkat ke-171, pencapaian yang dinilai sebagai bukti keberhasilan perusahaan dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Penilaian ini disampaikan oleh
Ekonom senior INDEF, Tauhid Ahmad, mengungkap penerapan prinsip tata kelola yang baik, seperti transparansi dan akuntabilitas, telah berkontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan Pertamina. Bahkan, melalui GCG, Pertamina dinilai mampu melakukan berbagai inovasi termasuk digitalisasi dalam proses bisnisnya.
“Ya, tentu saja (karena penerapan transformasi bisnis dan inovasi). Intinya GCG Pertamina sudah berjalan dengan baik,” ujar Tauhid, dalam keterangan kepada media, Rabu (6/8/2025).
Ia menambahkan, capaian tersebut sangat positif karena Pertamina menjadi satu-satunya BUMN yang secara konsisten menembus daftar Fortune Global 500 selama lebih dari satu dekade. Menurutnya, ini mencerminkan kinerja keuangan yang sangat teruji.
“Pertamina selalu ada di posisi terbesar dan terdepan. Hal itu terlihat bahwa Pertamina juga menjadi penyumbang dividen kepada negara terbesar. Sektor energi memang paling menjanjikan, di luar perbankan dan telekomunikasi,” katanya.
Tauhid juga menyoroti pembayaran utang pemerintah kepada Pertamina terkait pengadaan BBM subsidi pada 2024, yang turut memperkuat performa keuangan perusahaan energi milik negara tersebut. “Otomatis juga terus meningkatkan performance Pertamina,” lanjutnya.
Pada daftar Fortune Global 500 2025, posisi Pertamina tercatat lebih tinggi dibandingkan sejumlah international oil company (IOC) lain. Repsol asal Spanyol berada di peringkat 260, sementara ConocoPhillips di urutan 245. Di kawasan Asia Tenggara, Pertamina bahkan menempati posisi ketiga dalam daftar Fortune South East Asia 500, jauh di atas Petronas yang ada di peringkat ke-44.
Capaian ini, menurut Tauhid, menjadi bukti bahwa Pertamina memiliki daya saing global yang kuat. Ia berharap keberhasilan tersebut dapat mendorong keyakinan investor untuk menanamkan modal di Pertamina. “Apalagi kebutuhan migas kita masih sangat tinggi,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement