Kredit Foto: Pixabay/jdblack
Harga minyak global melemah pada perdagangan di Rabu (6/8). Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan adanya kemajuan dalam pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal ini memicu ketidakpastian apakah sang presiden akan tetap memberlakukan sanksi baru terhadap Moskow.
Dilansir dari Reuters, Kamis (7/8), Harga Brent turun 1,1% menjadi US$66,89. Sementara West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,2% ke US$64,35.
Baca Juga: Trump: Anjloknya Harga Minyak Dunia Jadi Kunci Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Trump menyatakan bahwa utusan khususnya telah membuat kemajuan besar dalam pertemuan dengan Putin. Namun Gedung Putih tetap bersiap memberlakukan sanksi sekunder terhadap negara-negara yang menjalin bisnis dengan Rusia.
Trump sebelumnya mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap negara itu jika tidak ada langkah nyata untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua secara global, sehingga setiap kemungkinan kesepakatan yang dapat meredakan sanksi akan membuka jalan bagi negara itu untuk meningkatkan ekspor minyaknya.
Adapun Trump juga mengeluarkan perintah eksekutif untuk mengenakan tarif tambahan atas barang-barang dari India. Alasannya adalah alasan negara tersebut secara langsung atau tidak langsung mengimpor minyak Rusia. India merupakan salah satu pembeli utama minyak dari Rusia.
Baca Juga: SKK Migas Targetkan Blok Masela Produksi 2029
"Untuk saat ini, tenggat 21 hari sebelum tarif India diberlakukan, sementara Rusia mencoba menyusun semacam kesepakatan gencatan senjata sebelum batas waktu 8 Agustus dari Presiden Trump, masih menyisakan terlalu banyak ketidakpastian," kata Direktur Futures Energi Mizuho, Bob Yawger.
Selain ketidakpastian terkait tarif dan sanksi, pasar juga dibayangi oleh rencana peningkatan pasokan dari Organisasi Negera Pengekspor Minyak dan Sekuturnya (OPEC+).
Baca Juga: Keberlanjutan Ekonomi dan Inklusivitas yang Dihasilkan Industri Perkebunan Sawit
Arab Saudi juga dilaporkan menaikkan harga ekspor minyak mentah untuk pembeli dari Asia di September. Hal ini merupakan kenaikan kedua dalam dua bulan terakhir, di tengah kondisi pasokan yang ketat dan permintaan yang kuat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement