Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Era Digital, Begini Strategi Jitu Bank untuk Membangun Kepercayaan Nasabah

Era Digital, Begini Strategi Jitu Bank untuk Membangun Kepercayaan Nasabah Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

AFTECH dan Privy ungkap layanan perbankan digital di Indonesia terus berkembang pesat, seiring perubahan perilaku nasabah yang menuntut akses cepat, praktis, dan terintegrasi. Namun, di balik kemudahan ini, risiko kejahatan siber seperti identity fraud semakin mengintai, terlebih dengan maraknya penyalahgunaan teknologi deepfake AI.

Menyikapi hal ini, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama Privy menggelar Online Fintech Talk bertema “Fighting Digital Fraud: Membangun Digital Trust Layanan Perbankan melalui Inovasi Identitas Digital” baru-baru ini di Jakarta.

Dalam beberapa tahun terakhir, inovasi layanan perbankan digital telah menjangkau berbagai kebutuhan masyarakat: mulai dari pembukaan rekening, proses onboarding, pembayaran, transaksi e-commerce, pengajuan pinjaman, investasi, hingga pengelolaan keuangan. Semua ini dapat dilakukan secara mudah, cepat, dan dari mana saja.

Baca Juga: Tangkap Potensi Ekonomi Digital, Perbankan Perlu Tiga Solusi ini untuk Hadapi Disrupsi

Namun di tengah pertumbuhan ini, literasi masyarakat belum sepenuhnya memadai. Data menunjukkan Indeks Literasi Keuangan Indonesia 2025 baru mencapai 66,46%, sedangkan Indeks Literasi Digital 2024 berada di angka 3,78 dari skala 5. Rendahnya literasi ini membuat masyarakat lebih rentan menjadi korban kejahatan siber. Laporan IBM Cost of Data Breach 2024 bahkan mengungkap bahwa kerugian rata-rata akibat pencurian data pribadi secara global mencapai USD 4,9 juta, naik 10% dibanding tahun sebelumnya.

Salah satu titik kritis dalam keamanan layanan perbankan adalah proses onboarding. Identity fraud kerap menjadi pintu masuk bagi kejahatan lain, karena pelaku dapat menggunakan identitas palsu untuk mengakses layanan keuangan secara ilegal.

Wakil Sekretaris Jenderal II AFTECH, Saat Prihartono, menegaskan pentingnya keseimbangan antara inovasi layanan dan keamanan digital. Proses e-KYC merupakan pintu gerbang layanan digital sekaligus titik rawan terjadinya identity fraud, terlebih dengan ancaman baru seperti penyalahgunaan teknologi deepfake AI.

“Strategi anti-fraud yang komprehensif dan pemanfaatan AI untuk deteksi anomali secara real-time menjadi kunci menjaga digital trust di sektor jasa keuangan,” ujar Saat melalui keterangan tertulis, Sabtu (9/8/2025).

Menurutnya, Identitas digital menjadi salah satu solusi strategis. Dengan memverifikasi identitas individu atau perangkat secara akurat, teknologi ini dapat melindungi data pribadi, menjamin legalitas transaksi, dan memperkuat kepercayaan nasabah.

CEO Privy, Marshall Pribadi menjelaskan, identitas digital yang dikelola Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) seperti Privy memiliki peran vital dalam transaksi digital.

“Dengan memanfaatkan identitas digital, industri jasa keuangan dapat menyederhanakan proses onboarding nasabah tanpa mengorbankan keamanan. Selain memberikan kenyamanan bagi nasabah, industri keuangan juga tidak perlu khawatir karena setiap sertifikat elektronik memiliki certificate warranty sebagai mitigasi risiko bagi jasa keuangan,” papar Marshall.

Baca Juga: Genjot Pembiayaan Digital, Adira Finance Gandeng Privy

Dari sisi perbankan, Chief Digital & Analytics Officer Bank Danamon, Andreas Kurniawan, membagikan strategi banknya dalam menghadapi ancaman digital yang semakin rumit. Dalam menghadapi kompleksitas ancaman digital, kami di Bank Danamon menggabungkan teknologi seperti e-KYC, liveness detection, dan OCR dengan pendekatan verifikasi berlapis.

“PSrE membantu kami memastikan bahwa identitas nasabah benar-benar valid. Hasilnya, proses onboarding menjadi jauh lebih efisien, real-time, dan risiko fraud pun menurun drastis. Sinergi dengan berbagai pihak menjadi kunci agar industri perbankan bisa terus beradaptasi dengan cepatnya perkembangan teknologi,” jelas Andreas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: