Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

INALUM Pacu Ekonomi Sirkular, Limbah Jadi Sumber Ekonomi dan Penggerak Dekarbonisasi

INALUM Pacu Ekonomi Sirkular, Limbah Jadi Sumber Ekonomi dan Penggerak Dekarbonisasi Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan melalui penerapan ekonomi sirkular di seluruh rantai operasional smelter aluminium. Setiap tahun, perusahaan berhasil mengelola dan mendaur ulang sekitar 2.400 ton limbah, baik Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) maupun non-B3, sesuai dengan ketentuan regulasi.

Direktur Operasional INALUM, Ivan Ermisyam, menegaskan bahwa pengelolaan limbah tidak hanya bertujuan memenuhi standar lingkungan, tetapi juga diarahkan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasional.

“Kita sudah pastikan mana yang limbah B3 dan non-B3. Limbah non-B3 kami upayakan untuk memberdayakan masyarakat sekitar,” ujarnya kepada Warta Ekonomi di Kantor INALUM Jakarta, dikutip Minggu (10/8/2025).

Baca Juga: Bertumpu pada EBT, INALUM Hadirkan Aluminium Ramah Lingkungan

Untuk pengelolaan limbah B3, INALUM mengoperasikan anak usahanya, PT Sinergi Mitra Lestari Indonesia (SMLI), yang memiliki izin resmi dalam penanganan limbah dan logistik, memastikan proses pengolahan berjalan aman dan sesuai aturan.

Salah satu langkah nyata adalah pengolahan limbah dross menjadi batako. Inovasi ini tidak hanya mengurangi potensi emisi, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi serta membuka peluang usaha bagi warga sekitar.

“Pemanfaatan limbah kembali ini penting, karena salah satunya adalah limbah penghasil emisi. Contohnya dross, kami manfaatkan menjadi batako,” tambah Ivan.

Komitmen ekonomi sirkular juga diwujudkan melalui anak usaha PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA) yang memproduksi aluminium sekunder dari scrap dan molten aluminium. 

"Karena aluminium itu butuh energi besar. Dengan memanfaatkan ini tentu saja energinya akan bertambah kecil. Karena yang kita olah hanya aluminium scrap ya,"lanjutnya. 

Lebih jauh,INALUM melibatkan masyarakat sekitar dalam program ekonomi sirkular, salah satunya melalui pemanfaatan enceng gondok dari bendungan PLTA Asahan menjadi pupuk dan kompos. Tanaman air yang kerap mengganggu aliran sungai ini diolah oleh masyarakat setempat menjadi produk bernilai ekonomi, sementara perusahaan menyediakan fasilitas dan pendampingan.

Baca Juga: Dari PLTA hingga Daur Ulang, Begini Strategi INALUM Tekan Emisi Produksi Aluminium

“Ini bagian dari creating shared value, di mana keberadaan perusahaan tidak hanya menciptakan keuntungan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan warga,” kata Ivan.

Program ini menjadi salah satu indikator kinerja lingkungan yang dinilai dalam PROPER, memastikan kontribusi sosial dan lingkungan INALUM terdokumentasi secara transparan.

“Selama dua tahun berturut-turut kami meraih PROPER Emas. Tahun 2024, pabrik peleburan aluminium mendapatkan PROPER Emas, sedangkan PLTA meraih PROPER Hijau,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: