Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Data Penting untuk Landasan Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Lebih Tepat Sasaran

Data Penting untuk Landasan Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Lebih Tepat Sasaran Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan pentingnya peran data sebagai landasan kebijakan pengentasan kemiskinan yang lebih tepat sasaran. 

Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/ Kel) Merah Putih merupakan salah satu alat untuk pengentasan kemiskinan tersebut dengan mengarahkannya untuk menyasar langsung kantong-kantong kemiskinan.

Baca Juga: Kopdes Merah Putih Upaya Tingkatkan Partisipasi Ekonomi Desa

Menkop Budi Arie menyampaikannya saat menerima audiensi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, beberapa waktu lalu.

Dalam audiensi tersebut, Kemenkop dan BPS akan bekerja sama untuk mempercepat pelaksanaan program pengentasan kemiskinan yang dilakukan melalui Kopdes Merah Putih. 

Sebagai langkah awal dibutuhkan sinkronisasi data desa/potensi desa yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh Kopdes/Kel Merah Putih untuk digali dan dikembangkan.

"Kopdes/Kel Merah Putih ini bisa berdampak sosial secara nyata seperti pengurangan kemiskinan, memutus rantai distribusi yang panjang dan lainnya," kata Menkop, dikutip dari siaran pers Kemenkop, Kamis (14/8).

Diharapkan setelah audiensi tersebut, akan ditindaklanjuti dengan pendalaman terkait sinkronisasi data desa di seluruh Indonesia termasuk dengan profil kemiskinan yang ada di desa sehingga dapat digunakan oleh pengelola Kopdes/Kel Merah Putih dalam merumuskan arah perjalanan bisnis yang dijalankan. "Kunci keberhasilan program ini adalah kerja sama antar kementerian dan lembaga. Komunikasi adalah kunci," lanjut Menkop.

Sementara itu Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono juga menyoroti pentingnya dukungan data desa dari BPS. Kopdes/Kel Merah Putih sangat membutuhkan profil desa untuk memetakan potensi-potensi apa saja yang dapat dikembangkan oleh koperasi termasuk dalam hal penyaluran berbagai komoditas strategis yang disubsidi pemerintah agar lebih tepat sasaran. 

"Kami butuh dukungan BPS, misalnya untuk menyalurkan pupuk subsidi, kami perlu tahu berapa luas lahan pertanian dan jumlah petaninya. Dengan data yang akurat, distribusi bisa lebih tepat," ujar Ferry.

Sementara itu, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan bahwa pihaknya telah memiliki beragam data - data penting terkait profil desa secara nasional termasuk dengan potret profil kemiskinan di desa. Berdasarkan data BPS, Per Maret 2025 angka kemiskinan secara nasional sebesar 23,85 juta atau turun dari periode September 2024 yang mencapai 24,06 juta jiwa.

Dari jumlah itu jika di-breakdown lebih dalam profil kemiskinan ekstrem secara nasional mencapai 2,38 juta jiwa atau turun 0,40 juta jiwa terhadap Maret 2024. Data-data ini dapat diketahui secara rinci hingga tingkat desa sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk merumuskan kebijakan lebih lanjut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: