Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Reli Saham Global Dibayangi Isyarat Fed dan Diplomasi Ukraina

Reli Saham Global Dibayangi Isyarat Fed dan Diplomasi Ukraina Kredit Foto: Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar saham global mencatat penguatan pada pekan lalu, namun pelaku pasar kini menanti dua agenda utama yang berpotensi mengubah arah sentimen, yakni pidato Ketua The Federal Reserve Jerome Powell di Simposium Jackson Hole, serta pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Washington. 

Indeks utama Wall Street mencatat kinerja positif sepanjang pekan lalu. S&P 500 naik 0,9%, Nasdaq menguat 0,8%, sementara Dow Jones melonjak 1,7% terdorong laporan keuangan kuartal II. Indeks Russell 2000 bahkan naik 3,1% seiring meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.

Baca Juga: Rekap 10 Saham yang Naik Gila-gilaan Pekan Ini, Ada yang Terbang 145%

Liza menjelaskan, data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan arah campuran. Sentimen konsumen University of Michigan turun menjadi 58,6 pada Agustus, sementara ekspektasi inflasi 1 tahun naik menjadi 4,9% dan 5 tahun ke level 3,9%. Harga impor meningkat 0,4% di Juli, menandakan tarif mulai menekan biaya. Namun, penjualan ritel tetap solid dengan kenaikan 0,5%. 

“Inflasi produsen yang lebih panas dari perkiraan sempat meredam harapan pemangkasan suku bunga agresif,” jelasHead of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, dalam keterangannya, dikutip Selasa (19/8/2025).

Di sisi geopolitik, pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska belum menghasilkan kepastian soal penyelesaian perang Ukraina. Trump bahkan memicu kontroversi dengan pernyataan bahwa Kyiv bisa mengakhiri konflik jika bersedia menyerahkan Krimea dan membatalkan ambisi bergabung dengan NATO. 

"Pasar kini menunggu pertemuan lanjutan Trump dengan Zelensky dan pemimpin Eropa di Gedung Putih," imbuhnya.

Baca Juga: Asing Aktif Belanja Kala IHSG Tembus 7.900, Saham-saham Ini Paling Laris

Dari Asia, perekonomian Thailand melambat menjadi 2,8% pada kuartal II/2025, turun dari 3,2% sebelumnya, dipengaruhi lemahnya konsumsi dan belanja pemerintah. Namun, bursa saham Asia cenderung solid, dengan Nikkei 225 dan TOPIX di Jepang mencetak rekor baru, sementara indeks di China dan India menguat.

Harga emas sempat jatuh ke level terendah dua pekan sebelum kembali menguat ke USD 3.357 per troy ounce. Minyak Brent terkoreksi tipis ke USD 65,78 per barel, sedangkan dolar AS stabil di indeks 97,85.

Menurut Liza, pekan ini pasar akan fokus pada Simposium Jackson Hole pada 21–23 Agustus 2025. 

“Pasar memperkirakan peluang 83–85% The Fed memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan September. Namun nada hawkish Powell bisa memicu volatilitas tajam,” ujarnya.

Selain itu, perkembangan negosiasi damai Ukraina, data inflasi Jepang, keputusan suku bunga Bank Indonesia, serta laporan keuangan peritel besar AS akan menjadi faktor penentu arah pasar global dalam beberapa hari ke depan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: