- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Wall Street Melemah, Investor Jual Saham Teknologi Jelang Simposium The Fed
Kredit Foto: Istimewa
Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) ditutup bervariasi pada Rabu (20/8). Investor melepas saham teknologi dan beralih ke sektor dengan valuasi lebih rendah menjelang simposium ekonomi Federal Resever (The Fed) di Jackson Hole, Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Kamis (21/8), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street):
- S&P 500: Melemah 0,24% ke 6.395,78
- Nasdaq Composite: Turun 0,67% ke 21.172,86
- Dow Jones Industrial Average: Naik tipis 0,04% ke 44.938,31.
Sektor energi, kesehatan, dan kebutuhan pokok konsumen tercatat menguat, berbeda dengan saham teknologi yang terus mengalami tekanan.
“Ini lebih merupakan rotasi sektor daripada aksi jual besar-besaran,” kata Senior Portfolio Manager Allspring, Bryant van Cronkhite.
Ia menilai valuasi saham teknologi terlihat terlalu tinggi, sementara banyak sektor lain justru menawarkan peluang menarik.
Sejumlah analis menyebut pelemahan saham teknologi juga dipengaruhi komentar CEO OpenAI Sam Altman. Ia menilai saham akal imitasi berada dalam bubble.
Adapun Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang menemukan banyak perusahaan teknologi kesulitan mengonversi kecerdasan buatan menjadi laba nyata.
Investor juga mencermati potensi intervensi pemerintah terhadap sektor swasta setelah pemerintahan setempat dikabarkan mempertimbangkan mengambil kepemilikan di perusahaan semikonduktor, usai kesepakatan berbagi pendapatan dengan Nvidia dan AMD.
Risalah Federal Reserve Juli juga menunjukkan mayoritas pembuat kebijakan setuju mempertahankan suku bunga acuan di 4,25%–4,50%. Pasar kini memperkirakan peluang besar pemangkasan 25 basis poin pada September.
Selain itu, perhatian pasar turut tertuju pada langkah dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia baru-baru ini mendesak pengunduran diri dari Gubernur The Fed Lisa Cook. Hal ini terkait dugaan kasus hipotek yang menambah ketidakpastian politik dalam bank sentral dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement