Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komdigi Tetapkan Empat Fokus Strategis Bangun Ekosistem AI Nasional

Komdigi Tetapkan Empat Fokus Strategis Bangun Ekosistem AI Nasional Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menetapkan empat fokus strategis untuk memperkuat ekosistem kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.

Director AI & New Technology Ecosystem Kominfo, Aju Widya Sari, menjelaskan, prioritas strategis tersebut mencakup penguatan koordinasi lintas pemangku kepentingan, pengembangan inovasi industri, peningkatan riset dan infrastruktur teknologi, serta mitigasi risiko sosial dari penggunaan AI.

Menurutnya, roadmap AI Indonesia diarahkan pada pembangunan jaringan serat optik, percepatan transformasi digital, peningkatan indeks teknologi informasi dan komunikasi (ICT), serta kebutuhan energi yang stabil untuk mendukung pusat data berskala besar.

“Kita perlu memastikan ketersediaan infrastruktur hijau dan super green untuk mendukung pertumbuhan data center AI,” kata Aju, dalam Telkomsel Enterprise Solutionday 2025 di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Baca Juga: Kementerian BUMN Dorong Pemanfaatan AI dalam Komunikasi Korporasi

Dukungan adopsi AI juga datang dari sektor swasta. Director of Planning & Transformation Telkomsel, Wong Soong Nam, menekankan pemanfaatan AI untuk memperkuat layanan pelanggan, manajemen jaringan, serta pengembangan solusi bersama mitra bisnis. Telkomsel, lanjutnya, telah mengintegrasikan teknologi AI di jaringan internal dan membuka unit khusus untuk mendorong adopsi AI bagi pelanggan korporasi.

Dari sisi regional, Vice President Group Strategy, Engineering and Innovation Singtel, Yu Leong Lim, menyoroti bahwa kesiapan infrastruktur 5G menjadi faktor penting dalam adopsi AI. Namun, cakupan 5G di Indonesia baru sekitar 8–9% populasi, jauh tertinggal dibanding Singapura yang hampir mencapai 100%. “Mengimplementasikan 5G di negara sebesar Indonesia tentu berbeda tantangannya, termasuk soal investasi dan jarak wilayah,” ujarnya.

Managing Director International OpenAI, Oliver Jay, menekankan bahwa kunci transformasi digital terletak pada eksekusi nyata. Menurutnya, meski banyak perusahaan menyediakan alat AI, dampaknya hanya akan terlihat jika adopsi dilakukan secara masif. “Adopsi adalah kriteria kritikal. Tanpa adopsi, tidak ada dampak maupun ROI,” tegasnya.

Saat ini, tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 80,66% dengan kapasitas pusat data sekitar 1,5 watt per kapita. Angka itu masih jauh di bawah Jepang (10 watt) dan Singapura. Kondisi ini menunjukkan perlunya percepatan investasi infrastruktur digital agar Indonesia dapat merealisasikan target menjadi pemain penting di bidang AI pada 2035–2045.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: