Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Provinsi Jawa Barat sendiri merupakan salah satu kontributor utama perekonomian nasional. Pada triwulan kedua 2025, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 5,23% dan ini lebih tinggi dari capaian nasional yang sebesar 5,12%. Jawa Barat menjadi pusat industri manufaktur nasional yang didominasi oleh sektor makanan-minuman, tekstil, pakaian jadi, kulit-alas kaki, hingga mebel, dan hal itu sejalan dengan penyerapan tenaga kerja di sektor padat karya di sana yang mencapai jutaan orang.
Berdasarkan wilayah, Provinsi Jawa Barat konsisten menempati posisi tiga besar penyaluran KUR tertinggi. Realisasi penyaluran KUR tahun 2025 sampai dengan 11 Agustus 2025 mencapai Rp16,89 triliun. dan telah disalurkan kepada 315 ribu debitur. Adapun penyaluran KUR terbanyak di Jawa Barat disalurkan ke Kabupaten Bogor. Sementara itu, secara nasional per 11 Agustus 2025, penyaluran KUR mencapai Rp162,62 triliun (56,57% dari target 2025 sebesar Rp287,47 triliun) dan diberikan kepada 2,79 juta debitur.
FGD hari ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan "KUR The Next: Adaptive and Integrative" yang didukung oleh BRI, Jamkrindo, Askrindo, Bank Mandiri, KSP Guna Prima Dana, BPD Bali, BTN, Bank Nagari, Bank Jatim, BSI, BNI, Askrindo Syariah, Bank National Nobu, Bank Kaltimtara, Jamkrida Bali Mandara, BPD Kalimantan Barat, BPD Sumatera Utara, BPD Jawa Tengah, BCA, BPD Sulselbar, Pegadaian, BPJS Ketenagakerjaan, Bank Jakarta, Bank Aceh, BJB, BPD DIY, BPD Sulawesi Tenggara, Bank Riau Kepri Syariah, Bank Lampung, BPD Sulutgo, Bank Sinarmas, Jamkrida Jateng, BPR Indra Candra, Lembaga Penjamin Simpanan, Jamkrida Sumatera Selatan, dan Jamkrindo Syariah. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum strategis untuk mengevaluasi dan merencanakan penguatan program pembiayaan Pemerintah ke depan, khususnya dalam mendukung pelaku usaha produktif.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan juga dilaksanakan kunjungan kepada calon debitur KIPK yang dilaksanakan di Kabupaten Majalaya, Provinsi Jawa Barat. Calon debitur itu bernama Aep Hendar Cahyadi yang mempunyai usaha di bidang industri konveksi kain putihan. Saat ini, Aep berpotensi memperoleh KIPK untuk pembelian mesin pencelupan senilai Rp1 miliar hingga Rp2 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement