Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasokan Terbatas, Harga Karbon RI Tertinggi di Asia Tenggara

Pasokan Terbatas, Harga Karbon RI Tertinggi di Asia Tenggara Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga karbon yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui platform IDXCarbon tercatat masih relatif tinggi dibanding negara tetangga. Hingga Agustus 2025, rata-rata harga unit karbon domestik berada di kisaran Rp29.000 per ton setara CO₂. Angka ini lebih mahal dibanding Malaysia, namun masih lebih rendah dari Jepang.

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, mengatakan stabilitas harga dalam beberapa bulan terakhir menjadi sinyal positif bagi pasar karbon Indonesia yang baru beroperasi kurang dari dua tahun.

“Harga karbon Indonesia masih kompetitif, tetapi bagi sebagian pelaku industri tetap dianggap mahal. Itu sebabnya kami mendorong diversifikasi suplai kredit karbon,” ujar Denny, Senin (25/8/2025).

Baca Juga: Transaksi di Bursa Karbon RI Baru Rp29,6 Miliar, Regulasi Dinilai Masih Menghambat

Tingginya harga karbon disebabkan suplai yang masih terbatas. Pasokan kredit karbon domestik saat ini didominasi proyek-proyek badan usaha milik negara (BUMN), khususnya dari sektor energi dan pupuk. Sementara itu, belum ada satu pun proyek berbasis kehutanan tercatat di IDXCarbon, meski Indonesia memiliki potensi besar di sektor tersebut.

Menurut Denny, kendala utama proyek kehutanan terletak pada proses validasi dan verifikasi yang memakan waktu lama. “Padahal, proyek nature-based solutions seperti kehutanan berpeluang besar menyumbang suplai kredit karbon murah. Tapi proses sertifikasinya bisa memakan waktu lebih dari satu tahun,” jelasnya.

Baca Juga: Pasar Karbon Tak Lesu, BEI: Transaksi Bersifat Musiman

BEI menilai percepatan pencatatan proyek kehutanan dan penyederhanaan aturan verifikasi menjadi kunci agar harga karbon domestik lebih kompetitif. Selain itu, langkah tersebut diharapkan mampu memperluas partisipasi industri dan menarik lebih banyak pelaku pasar.

Permintaan yang terus meningkat dan target pengembangan pasar karbon nasional, BEI optimistis harga dapat lebih seimbang jika hambatan pasokan dapat diatasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: