Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BCA dan Jaringan PRIMA Perkuat Keamanan Siber Demi Lindungi Data Nasabah

BCA dan Jaringan PRIMA Perkuat Keamanan Siber Demi Lindungi Data Nasabah Kredit Foto: Cita Auliana
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Rintis Sejahtera, lembaga switching Indonesia sekaligus pengelola Jaringan PRIMA bersama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berkolaborasi dalam memperkuat perlindungan data pribadi nasabah dan meningkatkan ketahanan siber dari penipuan yang marak terjadi.

Vice President BCA, Sugianto Wono, menegaskan bahwa BCA mengacu pada tiga aspek utama dalam menjaga keamanan siber, yaitu people, process, dan technology. Dari ketiga aspek tersebut, menurutnya, tantangan terbesar justru ada pada sisi people.

“Di BCA, kami percaya bahwa perlindungan data pribadi adalah tanggung jawab bersama, antara institusi dan masyarakat. Karena itu, kami terus memperkuat sistem keamanan internal sekaligus mengedukasi nasabah agar lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan digital,” ujar Sugianto dalam acara "Prima Talk: Bangun Ketahanan Siber, Jaga Data Pribadi di Era Digital" di Greyhound Cafe, Jakarta, Rabu (27/8/2025). 

Baca Juga: BCA Syariah Genjot Digitalisasi, Nasabah Baru Naik 13%

Ia mengatakan dalam 2023 Cost of Insider Risk Global Report oleh Ponemon Institute dan Forbes 2024, insiden kejahatan siber yang paling sering terjadi meliputi penipuan individu melalui social engineering dan phishing, serta ancaman yang berasal dari orang dalam organisasi.

Selain itu, kasus kejahatan siber yang akhir-akhir ini marak yakni Fake Base Transceiver Station (Fake BTS) yang menyamar sebagai menara seluler resmi untuk mengirim SMS palsu seolah-olah berasal dari bank atau operator, dengan tujuan menipu korban agar mengklik tautan phishing dan menyerahkan informasi pribadi. 

Selain itu, pelaku juga memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk membuat rekaman video, foto, atau audio (deepfake) yang tampak asli guna menyamar sebagai korban demi memperoleh data pribadi maupun mengakses serta mengaktifkan akun keuangan.

Dari sisi internal, BCA terus meningkatkan kesadaran karyawan dan nasabah melalui berbagai konten edukasi, memperbarui prosedur keamanan, serta menerapkan prinsip security by design dan privacy by design dalam setiap implementasi aplikasi baru.

“Jadi banyak sekali celah-celah itu yang masuk lewat yang namanya konfigurasi, nah itu yang kita hidupin. Jadi jangan sampai ada miskonfigurasi yang jadi celah-celah itu, jadi kita bikin yang namanya prosedur-prosedur, policy-policy yang bisa dipakai di organisasi,” tuturnya. 

Baca Juga: BCA Hadirkan Produk Terbaru untuk Pelaku Usaha Bidang Perumahan dan Sektor Terkait

Dalam kesemoatan yang sama, SEVP Information Systems Security PT Rintis Sejahtera, Jeffrey Sukardi, menekankan bahwa celah keamanan tidak hanya berada di perbankan, tetapi juga pada sisi telekomunikasi.

“Karena mereka menggunakan salah satu celah yang ada di provider-in itu untuk mengirimkan SMS palsu. Maksudnya, awal itu untuk menangkap sinyal dari handphone kita, kemudian karena update lebih dekat, handphone kita tidak terhubung ke provider yang aslinya, cuma berhubung mereka, mereka bisa mengirimkan SMS apa saja, singkah handphone kita,” ujar Jeffrey. 

Jeffrey mengatakan, untuk memperkuat sistem keamanan dalam ekosistem pembayaran, Jaringan PRIMA terus memperkuat kolaborasi dengan para mitra dan proaktif memantau serta mendeteksi anomali transaksi untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan siber.

“Kami bekerja sama dan mendukung mitra kami untuk memantau serta mendeteksi anomali transaksi pada Fraud Detection System kami. Upaya ini penting agar mitra kami dapat segera menanggulangi jika terjadi penipuan dan memastikan nasabah tetap aman dalam bertransaksi,” tutup Jeffrey.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: