Industri Padat Karya Kelimpungan Kena Tarif AS, Pengusaha Teriak ke Pemerintah Minta Pinjaman Tanpa Bunga
Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Industri padat karya di India mulai terdampak dan kelimpungan di sektor ekspor akibat penerapan tarif resiprokal 50 persen yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
AS sudah menerapkan kebijakan tarif 50 persen sejak pekan lalu karena telah memilih untuk terus membeli minyak Rusia.
Di antara industri padat karya yang diyakini akan sangat terdampak oleh tarif baru AS adalah tekstil, permata dan perhiasan, kulit, produk kelautan, serta barang-barang teknik.
Asian News International (ANI), industri benang dan rajutan menghadapi dampak tarif 50 persen yang diberlakukan oleh AS.
"Saya telah bekerja di Tiruppur dalam 10 tahun terakhir. Saat ini, akibat penerapan pajak AS, produksi melambat. Jika situasi ini terus berlanjut, pekerjaan saya akan terancam," kata seorang pekerja India.
Direktur pelaksana pabrik tekstil Prospper Exports, mengatakan, "Akibat pajak 50 persen yang diberlakukan oleh AS, kami menghadapi dampak yang parah. Saat ini, kami mengekspor sekitar 10 persen dari produksi kami ke AS, dan hal itu kini menjadi beban bagi kami. Hampir semua produsen ekspor di Tiruppur sangat bergantung pada pasar AS; semua orang terkena dampaknya."
Ia pun meminta pemerintah Narendra Modi mencarikan solusi dengan memberikan pinjaman tanpa bunga.
Laporan media lainnya mengatakan setelah AS memberlakukan tarif sebesar 50 persen untuk sepatu kulit India, industri alas kaki di wilayah Agra di utara Negara Bagian Uttar Pradesh telah berhenti beroperasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement