Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Membaca Prospek Saham Penjualan naik 55% YoY menjadi US$46,7 miliar, Peluang Tambah Besar di Era AI?

Membaca Prospek Saham Penjualan naik 55% YoY menjadi US$46,7 miliar, Peluang Tambah Besar di Era AI? Kredit Foto: AFP/Justin Sulliavan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nvidia baru saja melaporkan laba dan pendapatan kuartal kedua (Q2) yang melampaui ekspektasi pasar.

Penjualan naik 55% YoY menjadi US$46,7 miliar, didorong oleh lonjakan permintaan chip data center, yang kini menyumbang 88% dari total pendapatan perusahaan.

Angka ini menegaskan bahwa Nvidia bukan sekadar pemain penting, melainkan penguasa pasar GPU global.

Selain itu, Nvidia kini memiliki cadangan kas dan setara kas mencapai US$56 miliar, jauh melampaui total utang jangka panjangnya.

Posisi keuangan ini memberikan ruang gerak yang sangat luas bagi perusahaan untuk melakukan investasi besar-besaran tanpa harus terlalu bergantung pada pembiayaan eksternal.

Menurut laporan keuangan, sebagian besar kas akan diarahkan untuk memperkuat infrastruktur data center, mempercepat produksi chip Blackwell, serta meningkatkan investasi pada NVentures guna mendukung ekosistem startup AI.

"Kami melihat peluang masif di era AI generatif, dan kami akan terus memperkuat fondasi teknologi kami untuk memimpin pasar,” ujar Jensen Huang, CEO Nvidia, dalam konferensi pers hasil keuangan.

Meski kinerjanya impresif, Nvidia masih menghadapi tantangan besar di sisi valuasi saham. Saat ini, rasio Price-to-Cash Flow (P/CF) Nvidia berada di level 55,4x, jauh di atas rata-rata industri semikonduktor dan indeks S&P 500.

Secara historis, valuasi setinggi ini sering dianggap “terlalu mahal” oleh sebagian investor konservatif. Namun, dalam konteks Nvidia, prospek pertumbuhan yang luar biasa di sektor AI membuat banyak analis justru menilai harga sahamnya masih relevan dengan potensi masa depan.

“Valuasi Nvidia mungkin tampak premium, tetapi premium tersebut mencerminkan ekspektasi pasar terhadap peluang AI jangka panjang,” ujar analis dari Goldman Sachs.

"Dengan kapasitas teknologi, basis pelanggan yang luas, dan roadmap produk yang jelas, Nvidia memiliki posisi unik untuk tetap menjadi pemimpin pasar, bahkan ketika kompetisi semakin ketat,"

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: