Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, buka suara terkait isu adanya keterbatasan stok bahan bakar minyak (BBM) dengan research oktan number (RON) 92 atau Pertamax.
Bahlil menegaskan bahwa isu tentang keterbatasanya stok Pertamax merupakan hal yang tidak benar adanya.
“Enggak (keterbatasan stok), saya baru selesasi rapat kok sama mereka (Pertamina),” ujar Bahlil kepada awak media di Istana Negara Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Baca Juga: Stok BBM Terbatas, Bahlil Dorong SPBU Swasta Beli di Kilang Pertamina
Dia melanjutkan, terkait dengan kosongnya BBM di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta Kementerian ESDM telah memberikan kuota impor sesuai dengan yang diajukan oleh perusahaan terkait.
Lebih dari itu, ia menyebut bahwa kuota yang diberikan pemerintah kepada perusahaan swasta meningkat 10 persen atau menjadi 110 persen jika dibandingkan dengan kuota yang diberikan pada tahun sebelumnya.
“Saya udah kemarin menyampaikan bahwa total impor untuk swasta itu 110 persen kita udah berikan. Baseline adalah 100 persen di 2024 ditambah dengan 10 persen di 2025,” ujarnya.
Lanjutnya, untuk memastikan kelancaran distribusi dan penguatan stok nasional Kementerian ESDM telah melakukan rapat koordinasi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta Pertamina.
Baca Juga: BBM SPBU Swasta Terbatas, Bahlil : Pemerintah Sudah Menambah Alokasi Kuota Impor
Dalam rapat tersebut, pemerintah memutuskan bahwa apabila badan usaha swasta masih mengalami kekurangan pasokan, dapat dilakukan kolaborasi dengan Pertamina.
“Kemarin saya juga udah melakukan rapat koordinasi dengan SKK, dengan Pertamina. Kita juga udah memutuskan bahwa kalau masih ada kekurangan dari swasta, bisa melakukan kolaborasi dengan teman-teman Pertamina agar semua bisa teratasi,” ucapnya.
Terkait mekanisme kolaborasi antara swasta dan Pertamina, Bahlil menyebutkan bahwa prosesnya akan dilakukan secara business to business (B2B) dan akan dibicarakan lebih lanjut antara pihak-pihak terkait.
“Nanti B2B, nanti dibicarakan,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement