Mengenang Arif Budimanta: Sang Aktivis, Akademisi, dan Politisi di Mata Didik J. Rachbini
Oleh: Didik J Rachbini, Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef
Kredit Foto: Istimewa
Dr. Arif Budimanta adalah seorang aktivis, akademisi, dan politisi yang berkiprah di PDIP. Ia pernah menjadi anggota DPR pada periode 2009–2014 dan menekuni think tank dari PDIP, yaitu Megawati Institute. Arif adalah adik kelas saya di IPB, dan kepergiannya terlalu cepat karena usianya yang masih muda. Namun, takdir tidak bisa kita tolak, sehingga kita ikhlas melepas kepergiannya.
Kepergiannya meninggalkan banyak kenangan yang harus dijadikan hikmah dan pelajaran hidup bagi generasi selanjutnya. Arif banyak menulis buku dan artikel di media massa nasional, seperti Kompas, Bisnis Indonesia, dan DetikFinance, dengan fokus pada isu ketimpangan, UMKM, investasi, dan keberlanjutan.
Pemikiran Arif terutama berkutat pada ekonomi politik, Pancasila, dan kebijakan publik. Beberapa karyanya, antara lain:
- Pancasilanomics: Ekonomi Pancasila dalam Gerak (2019). Buku ini membahas bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa menjadi landasan sistem ekonomi Indonesia yang adil, inklusif, dan berdaulat.
- Buku Arsitektur Ekonomi Indonesia, yang mengkritisi arah pembangunan yang terlalu liberal dan mengusulkan desain ekonomi berbasis konstitusi (Pasal 33 UUD 1945).
Di ranah politik, Arif berada di PDIP meskipun tidak masuk dalam lingkaran dalam Megawati. Ia aktif memotori think tank di dalam partai ini sebagai Direktur Eksekutif Megawati Institute sejak 2008 hingga saat ini. Dalam kapasitas intelektualnya, ia aktif menyampaikan pemikiran-pemikiran ekonomi serta menginisiasi diskusi penting, termasuk meluncurkan gagasan seperti Pancasilanomics untuk memperkuat ekonomi berbasis nilai-nilai Pancasila.
Selama di DPR pada periode 2009–2014, Arif dan rekan-rekannya aktif dalam "gerakan sunyi", yakni menghidupkan ekonomi konstitusi. Ia berpendapat bahwa indikator kesejahteraan rakyat harus menjadi tujuan utama, bukan sekadar pertumbuhan ekonomi berbasis kebijakan yang liberal. Arif dikenal karena menginisiasi kaukus ini, yang bertujuan memasukkan indikator kesejahteraan masyarakat ke dalam proses penyusunan APBN melalui kerja sama dengan lintas fraksi.
Arif Budimanta juga memiliki peran dalam ranah sosial dan pendidikan, yakni sebagai pengurus Yayasan Wakaf Paramadina yang membawahi Universitas Paramadina. Para intelektual dan akademisi di yayasan dan kampus ini, seperti halnya Arif, sangat aktif dalam diskursus publik dan memberikan kritik terhadap kebijakan publik serta ekonomi politik secara luas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement