Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong UMKM, Menko Airlangga Minta Masyarakat Manfaatkan Harbolnas

Dorong UMKM, Menko Airlangga Minta Masyarakat Manfaatkan Harbolnas Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025.

Harbolnas tersebut merupakan kegiatan dengan diskon terbesar sepanjang tahun, khusus untuk produk-produk lokal. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Perdagangan bersama dengan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).

Baca Juga: Prabowo Fokus Atasi Kesulitan Lapangan Kerja: Potensi ke Depan Sangat Besar

Ini disampaikan Menko Airlangga dalam acara Kick Off Road to Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2025 di Graha Sawala Kemenko Perekonomian, Senin (8/09/2025).

“Kegiatan ini menjadi penting, terutama dalam momentum untuk mendorong UMKM, karena UMKM ini adalah salah satu kelas menengah di Indonesia. Jadi ini perlu kita pertebal kegiatan-kegiatan yang mendorong kelas menengah, baik dari segi ekosistem, produsen, maupun pipeline, dalam hal ini pipeline-nya melalui e-commerce, maupun dengan konsumen. Jadi ini dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia,” ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Selasa (9/9).

Di tahun ini, Harbolnas memasuki tahun ke-14 sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012. Capaian Harbolnas tahun 2024 menjadi bukti konkret manfaat besarnya program ini seperti total transaksi yang mencapai Rp31,2 triliun, meningkat 21,4% dibanding tahun 2023, kontribusi produk lokal mencapai sekitar 52% transaksi (Rp16,1 triliun), naik 31% dibanding tahun sebelumnya, serta partisipasi pelaku UMKM meningkat signifikan, seiring dengan adanya kampanye Bangga Buatan Indonesia yang terintegrasi di berbagai platform e-commerce.

Lebih lanjut, Indonesia juga terus mencatat pertumbuhan ekonomi digital yang pesat, dengan proyeksi Gross Merchandise Value (GMV) diperkirakan mencapai sekitar USD360 miliar pada tahun 2030. 

Angka ini menempatkan Indonesia sebagai pasar digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, dan berpotensi dapat melesat dua kali lipat jika Perjanjian Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA) selesai disahkan.

“Dalam ASEAN-DEFA diharapkan masalah tarif tidak mengganggu perekonomian digital di ASEAN. Karena ini penting untuk memperkuat intra-ASEAN trade. Intra-ASEAN trade yang paling baik tentu people-to-people, consumer-to-consumer, termasuk payment system. Di mana dalam DEFA itu salah satu yang low hanging fruit adalah terkait dengan digital payment yang saat sekarang QRIS sudah didorong oleh Bank Indonesia, bahkan sudah beyond ASEAN, Jepang pun sudah menerima QRIS,” ujar Menko Airlangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: