Tumbuh Luas di Berbagai Daerah, Industri Batik Jadi Sumber Penghidupan Masyarakat
Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan industri batik telah tumbuh luas di berbagai daerah dan menjadi sumber penghidupan masyarakat, khususnya industri kecil dan menengah (IKM).
Sehingga Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan industri batik nasional agar semakin berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu menembus pasar global.
Baca Juga: Capai Pariwisata Berkelanjutan, Ada 4 Fokus RI dalam Deklarasi Mpumalanga
Terlebih, selain menjadi warisan budaya, industri batik juga mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan ekspor, serta memperkuat identitas bangsa.
"Oleh karena itu, Kemenperin bertekad mendukung inovasi, peningkatan kualitas, hingga penerapan teknologi ramah lingkungan di sektor industri batik, sehingga batik Indonesia mampu terus lestari dan relevan dengan perkembangan zaman," ucap Menperin, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Senin (15/9).
Hal senada disampaikan Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi, bahwa arah kebijakan Kemenperin dalam pengembangan industri batik berfokus pada aspek ramah lingkungan dan keberlanjutan.
“Melalui berbagai program standardisasi dan sertifikasi, kami mendorong industri batik untuk beralih pada penggunaan bahan baku alami serta proses produksi yang minim dampak lingkungan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi dan promosi yang menjelaskan industri batik di tanah air sudah ada yang menerapkan konsep ramah lingkungan dengan malam sawit, yang menjadi salah satu bentuk nyata transformasi menuju industri batik yang berkelanjutan. “Langkah ini sekaligus menjawab tuntutan pasar global yang semakin memperhatikan aspek lingkungan dalam produk industri kreatif,” imbuh Andi.
Sebagai bagian dari upaya mendekatkan batik dengan masyarakat luas, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) akan menggelar Batik City Run 2025 pada 12 Oktober 2025 di Yogyakarta, bertepatan dengan perayaan Hari Batik Nasional.
Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menyampaikan, kegiatan Batik City Run 2025 bukan sekadar ajang olahraga, melainkan kampanye budaya. “Batik City Run adalah cara kami untuk menyatukan gaya hidup sehat dengan kecintaan terhadap batik. Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, melihat batik bukan hanya busana formal, tetapi identitas sehari-hari yang keren, modern, dan membanggakan,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement