Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bersama jajaran menggelar rapat dengan seluruh pelaku usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM), baik swasta maupun Pertamina, untuk merespons menipisnya stok BBM di pihak swasta. Dari pertemuan tersebut, pemerintah dan para pelaku usaha menyepakati empat langkah utama.
“Kami baru selesai rapat dengan teman-teman dari swasta dan Pertamina menghasilkan empat hal. Yang pertama adalah mereka setuju dan memang harus setuju untuk beli di kolaborasi dengan Pertamina,” ujar Bahlil di kantor KESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Kesepakatan kedua, lanjut Bahlil, terkait jenis produk yang dibeli. Semula Pertamina menawarkan BBM siap jual, namun pihak swasta meminta cukup base fuel atau minyak mentah saja, yang kemudian akan diracik sesuai dengan spesifikasi masing-masing SPBU.
Baca Juga: BBM di SPBU Kebon Nanas Terbukti Aman, Pertamina Imbau Konsumen Lapor ke 135
“Supaya tidak ada dusta di antara kita menyangkut dengan kualitas, juga kita sepakati untuk melakukan join survey. Jadi barang belum berangkat, ada survey yang sama-sama disetujui di sana untuk dilakukan,” jelasnya.
Bahlil menambahkan, kesepakatan keempat menyangkut soal harga. Pemerintah, kata dia, ingin ada prinsip keadilan agar tidak ada pihak yang dirugikan.
“Kita pingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli, harus semua terbuka, dan sudah disetujui juga terjadi open book. Teman-teman dari swasta juga sudah setuju,” tegasnya.
Baca Juga: Guru Besar Unair Ingatkan Risiko Penambahan Impor BBM
Ia memastikan kesepakatan ini segera diimplementasikan. “Kalau ditanya mulai kapan ini berjalan, mulai hari ini sudah dibicarakan. Nanti habis ini lanjutkan dengan rapat teknis stoknya dan kemudian insyaallah paling lambat 7 hari barang sudah bisa masuk di Indonesia,” tutup Bahlil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Advertisement