Kredit Foto: Uswah Hasanah
Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya mengungkapkan Esteh Indonesia mempunyai kemandirian untuk mendukung industri kreatif, terutama dalam sisi kewirausahaan dan gastrodiplomasi.
Ini disampaikan Menteri Ekraf saat menerima audiensi EsTeh Indonesia membahas potensi kolaborasi subsektor kuliner yang berlangsung di Autograph Tower, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: DPR Setujui Postur RAPBN 2026, Target Ekonomi 5,4% dan Belanja Negara Rp3.842 Triliun
"Kami ingin mendorong hilirisasi dan komersialisasi sehingga Esteh Indonesia bisa meningkatkan daya saing dan menciptakan sebuah brand yang tak hanya diakui secara nasional saja, tetapi brand dengan karakter khas Indonesia," ucap Menteri Ekraf, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Selasa (23/9).
Esteh Indonesia merupakan jenama lokal yang punya visi menjadi market leader perusahaan food and beverage waralaba berkualitas dengan standar internasional. Peran Esteh Indonesia dalam ekonomi kreatif yaitu dengan memaksimalkan business revenue melalui penawaran produk olahan teh yang dibuat dari perpaduan teh, susu, dan gula aren berkualitas tinggi.
“Dari Asta Cita Prabowo, Presiden sudah jelas memberi amanat untuk meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan perkembangan infrastruktur. Berarti, sudah dari awal tercetus ekonomi kreatif menjadi roda ekonomi yang harus menjadi sesuatu yang sangat penting dalam negara seperti strategi ekspansi Esteh Indonesia melalui waralaba. Di situlah ekonomi kreatif menjadi the new engine of growth,” ungkap Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional, Kementerian Ekraf senantiasa melakukan pendekatan kolaborasi dari tiap subsektor. Sebagai contoh, kolaborasi Kementerian Ekraf dan Sour Sally yang juga mendukung dan mengembangkan jenama lokal supaya bisa berhasil tembus ke pasar global.
“Untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam ekonomi kreatif, kita bisa pakai ekosistem melalui pendekatan sisi hexahelix antara pemerintah, bisnis, akademisi, media, komunitas atau asosiasi, dan lembaga keuangan. Dengan kolaborasi hexahelix, kita bisa mengangkat merek Esteh Indonesia secara global,” tambah Tenaga Ahli Menteri Bidang Isu Strategis Gemintang K. Mallarangeng.
Di tempat yang sama, pihak Esteh Indonesia menyambut baik inisiatif kolaborasi yang menekankan bahwa subsektor kuliner mampu memberi kontribusi signifikan bagi industri kreatif. Apalagi transformasi jenama Esteh Indonesia tak hanya sekadar menekankan kualitas minuman lokal, tetapi juga edukasi kepada pemilik waralaba dengan model bisnis yang tangguh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement