Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Sidang Umum PBB, Prabowo Kenang Pahitnya Penjajahan: Indonesia Tahu Rasanya Saat Keadilan Dirampas

Di Sidang Umum PBB, Prabowo Kenang Pahitnya Penjajahan: Indonesia Tahu Rasanya Saat Keadilan Dirampas Kredit Foto: Tim Media Presiden
Warta Ekonomi, New York -

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa bangsa Indonesia sangat memahami arti keadilan yang dirampas. Dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ia menyinggung pengalaman pahit penjajahan yang dialami Indonesia selama berabad-abad.

Prabowo mengatakan, selama masa kolonialisme, rakyat Indonesia hidup di bawah penindasan dan perbudakan. Ia bahkan menggambarkan bagaimana bangsanya diperlakukan lebih hina daripada hewan di tanah air sendiri. “Kebodohan manusia, yang disulut oleh ketakutan, rasisme, kebencian, penindasan, dan apartheid, mengancam masa depan kita bersama. Negara saya mengenal penderitaan ini,” ujarnya.

“Selama berabad-abad, bangsa Indonesia hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih hina daripada anjing di tanah air kami sendiri,” sambungnya.

Baca Juga: Pertemuan Bilateral Presiden Prabowo dan Sekjen PBB Bahas Sinergi Atasi Tantangan Global

Prabowo menekankan bahwa pengalaman pahit tersebut membuat Indonesia memahami pentingnya solidaritas kemanusiaan. Menurutnya, dukungan internasional, termasuk dari PBB, berperan besar dalam perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan sekaligus memerangi kemiskinan di masa awal kemerdekaan. 

“Kami, orang Indonesia, tahu apa artinya ketika keadilan dirampas, apa artinya hidup dalam sistem apartheid, hidup dalam kemiskinan, dan ketika kesempatan yang setara ditolak. Kami juga tahu apa yang dapat dilakukan oleh solidaritas,” tegasnya.

Ia menyebut keputusan-keputusan yang lahir dari solidaritas kemanusiaan di forum PBB telah memberi Indonesia kemerdekaan, legitimasi internasional, serta membuka jalan pembangunan melalui kerja badan-badan PBB seperti UNICEF dan FAO.

"Keputusan-keputusan yang dibuat di sini atas dasar solidaritas kemanusiaan telah memberikan Indonesia kemerdekaan, legitimasi internasional, dan membuka pintu pembangunan awal melalui kerja UNICEF dan FAO,” pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: