Shutdown Pemerintah Amerika Berlanjut, Harga Bitcoin Sentuh US$120.000
Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
Harga bitcoin melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan pada perdagangan di Kamis (2/10). Hal ini menyusul shutdown pemerintah dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir Jumat (3/10), harga bitcoin terpantau mendekati US$120.000. Shutdown pemerintah dinilai dapat menciptakan impuls likuiditas positif bagi pasar keuangan, termasuk kripto.
Baca Juga: Bitwise: Investor Terlalu Remehkan Skala Market Bitcoin dan Ethereum
Kongres Amerika Serikat baru-baru ini gagal mencapai kesepakatan pendanaan. Hal tersebut menyebabkan pemerintah federal menghentikan sebagian operasinya di AS.
Shutdown tersebut juga dapat menunda rilis laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls (NFP). Ia merupakan data bulanan resmi yang biasanya menjadi acuan penting kebijakan moneter.
Penundaan ini diperkirakan akan memicu ekspansi likuiditas dalam sistem keuangan, yang umumnya menurunkan biaya pinjaman dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta selera risiko di pasar.
“Jika data menjadi sinyal awal dan rilis data sebelumnya tertunda, bank sentral kemungkinan akan memangkas suku bunga dua puluh lima basis poin pada Oktober,” kata Strategis Riset Kripto 21Shares, Matt Mena.
“Kombinasi kebijakan tersebut dapat menekan imbal hasil riil dan melemahkan dolar hingga kuartal empat, dengan kurva imbal hasil sedikit curam dan harga emas tetap tinggi. Efek bersihnya adalah impuls likuiditas positif yang secara historis mendukung BTC,” tambahnya.
ADP private payrolls yang suram juga memperkuat ekspektasi pasar bahwa bank sentral akan melanjutkan pemangkasan suku bunga. Federal Reserve (The Fed) sendiri telah memangkas suku bunga sebesar pada bulan lalu, dan memberi sinyal akan melanjutkan pelonggaran kebijakan dalam beberapa bulan ke depan.
Mena menegaskan bahwa reli bitcoin saat ini bisa menjadi pertanda awal lonjakan lebih besar menyusul menguatnya sinyal pemangkasan suku bunga dari AS.
Baca Juga: Metaplanet Kini Miliki Treasury Bitcoin Perusahaan Terbesar ke-4
“Pesannya jelas: dengan rilis data tradisional terganggu dan ketidakpastian makro meningkat, bitcoin tetap menjadi salah satu aset yang unggul ketika ‘playbook’ lama tidak lagi berlaku. Investor harus mencermati momen ini karena bisa menjadi awal ledakan reli berikutnya di kripto,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement