Kredit Foto: Tanjung Lesung
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berbagi strategi agar pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Banten bisa naik kelas. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri UMKM Banten Leadership Gathering di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, Jumat (3/10/2025).
Dalam acara yang dihadiri lebih dari 100 pelaku UMKM, Sandi menekankan pentingnya peningkatan kualitas dan konsistensi produk, kemasan menarik, serta kemampuan membaca pasar. Ia menilai tiga hal tersebut menjadi fondasi utama agar UMKM bisa bertahan sekaligus berkembang.
“Langkah pertama agar UMKM bisa naik kelas adalah memastikan kualitas produk tetap bagus dan konsisten, disertai kemasan yang menarik,” kata Sandi. “Kalau ‘king–queen’ ini kuat, pelaku UMKM bisa membangunkingdombagi usahanya,” tambahnya, merujuk pada pentingnya manajemen keuangan (cash is king) dan kemasan produk (packaging is queen).
Baca Juga: DPR RI Soroti Peran Jababeka dalam Daya Saing Industri
Sandi menilai konektivitas menjadi kunci penting dalam membuka pasar bagi UMKM Pandeglang. Dengan proyek Jalan Tol Serang–Panimbang yang ditargetkan rampung pada 2026, ia optimistis hambatan akses segera teratasi.
Selain berbagi pengalaman, Sandi juga menyoroti peran pelatihan dan pendampingan dari pemerintah daerah untuk memperkuat daya saing pelaku UMKM. Ia menegaskan bahwa program pelatihan menjadi kunci agar produk lokal memiliki standar kompetitif dan mampu menembus pasar lebih luas.
“Pendampingan diperlukan karena dalam pengelolaan UMKM,cash is king. Pengelolaan keuangan harus baik dulu. Lalu pikirkan kemasannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sandi juga memperkenalkan konsep pariwisata baru berbasis 3S: spiritual, sustainability, serenity— menggantikan konsep lama sun, sea, sand. Ia menilai, konsep baru itu selaras dengan karakter Tanjung Lesung yang menawarkan keseimbangan alam dan ketenangan jiwa.
“Dan (3S baru) ini Tanjung Lesung sudah punya, tinggal produk-produk UMKM harus bisa ‘mengisinya’,” kata Sandi.
Dalam acara yang sama, mantan Menteri Pariwisata Arief Yahya juga menegaskan pentingnya akses infrastruktur sebagai game changer pariwisata Pandeglang. Ia menyebut, pengembangan Tanjung Lesung akan meningkat signifikan setelah Jalan Tol Serang–Panimbang rampung pada 2026.
“Nggak ada jalan lain. Kalau tol selesai di September 2026, baru deh meledak,” ujar Arief.
Baca Juga: Jababeka Bizpark Tahap II Diserbu, Seluruh Unit Terjual Habis
Menurutnya, Tanjung Lesung memiliki potensi besar dari sisi alam dan budaya, namun lokasinya menjadi tantangan utama. Karena itu, ia menilai kerja kolektif antar-pihak penting untuk mengembangkan destinasi ini agar bisa setara dengan kawasan wisata unggulan lain seperti Nusa Dua, Bali.
Arief menekankan pentingnya komitmen kepala daerah dalam mendorong pariwisata dan UMKM. “Kalau pemimpinnya nggak komitmen, susah bagi pelaku di bawahnya,” ujarnya.
Ia mengapresiasi langkah kolaboratif antara Pemkab Pandeglang, pelaku usaha, dan pengelola KEK Tanjung Lesung, yang disebutnya sudah menunjukkan sinyal positif untuk kebangkitan ekonomi daerah.
Direktur Utama Tanjung Lesung, Poernomo Siswoprasetijo, disebut Arief sebagai orchestrator pariwisata Banten karena mampu mempertemukan dua eks menteri pariwisata dalam satu forum. Poernomo menegaskan bahwa pengembangan kawasan wisata tak bisa dilakukan satu pihak, melainkan melalui kerja kolektif lintas sektor.
“Tanjung Lesung siap bekerja sama dengan semua pihak. Harapan kami hanya satu: pariwisata serta UMKM Pandeglang bisa tumbuh lebih cepat, masyarakat Pandeglang bisa sejahtera,” tutup Poernomo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement