Kredit Foto: AGII
PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) mencatat peningkatan penjualan bersih sebesar 2,1 persen menjadi Rp1,42 triliun pada semester I 2025 dibandingkan Rp1,34 triliun pada periode sama tahun lalu.
Namun, di balik kenaikan penjualan, laba bersih perusahaan turun tajam 65 persen menjadi Rp24,2 miliar akibat meningkatnya beban produksi dan distribusi.
Wakil Direktur Utama AGII, Imelda Harsono, menjelaskan dalam public expose yang digelar Senin (13/10), bahwa kenaikan penjualan didorong oleh peningkatan volume penjualan gas industri, terutama di sektor kesehatan dan manufaktur. Meski demikian, lonjakan biaya operasional menekan profitabilitas perusahaan.
“Margin kami masih terjaga, tetapi ada peningkatan biaya di beberapa pos, terutama distribusi dan overhead,” ujar Imelda.
Baca Juga: Revitalisasi Tangki LNG Arun Capai 81%, PGN Siapkan Lompatan Bisnis Gas Nasional
Penurunan kinerja juga tercermin dari EBITDA yang turun 3,7 persen menjadi Rp411,5 miliar dari sebelumnya Rp427,5 miliar. Sementara total aset meningkat 2,7 persen menjadi Rp8,21 triliun, liabilitas naik 4,6 persen menjadi Rp4,43 triliun, dipicu penarikan fasilitas pinjaman bank untuk kebutuhan operasional dan pengembangan infrastruktur.
Meskipun dihadapkan pada tekanan biaya dan perlambatan global, Samator Indo Gas tetap mempertahankan posisi sebagai pemain dominan di industri gas nasional.
Perusahaan memiliki jaringan 58 pabrik dan 103 stasiun pengisian gas di 29 provinsi dengan produk utama berupa oksigen, nitrogen, argon, hidrogen, dan karbon dioksida yang digunakan untuk berbagai sektor seperti rumah sakit, makanan, dan semikonduktor.
Wakil Direktur Utama AGII, Sigit Purwanto, menyatakan perusahaan masih optimistis terhadap prospek bisnis ke depan dan menargetkan pertumbuhan pendapatan 2–2,5 kali dari laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026.
“Kami akan fokus pada ekspansi organik dan efisiensi operasional melalui penerapan teknologi otomasi, termasuk sistem auto-invoicing dan optimasi rantai pasok,” ujar Sigit.
Baca Juga: BEI Cermati Pergerakan Saham SHIP, PDES dan AGII Imbas Harga Melonjak Tak Wajar
Ia menambahkan, Samator juga memperkuat penjualan gas campuran dan gas spesialitas sebagai upaya diversifikasi produk untuk mempertahankan margin di tengah kenaikan biaya bahan baku. Selain itu, kekuatan jaringan distribusi dan diversifikasi pelanggan menjadi faktor utama yang menjaga ketahanan bisnis.
“Dengan basis pelanggan yang beragam, risiko kami lebih terdistribusi. Dua puluh pelanggan utama hanya menyumbang sekitar 20 persen dari total pendapatan,” jelas Sigit
Hingga akhir 2025, Samator menargetkan penyelesaian dua pabrik baru di Batam untuk memperkuat pasokan gas industri di wilayah barat Indonesia. Perluasan tersebut menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk meningkatkan kapasitas sekaligus menjaga efisiensi biaya produksi.
Dengan langkah ekspansi dan efisiensi tersebut, Samator berharap dapat menyeimbangkan tekanan margin dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di industri gas nasional, di tengah dinamika biaya dan perlambatan ekonomi global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement