Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Emas Cetak Rekor Baru, Didorong Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS

Harga Emas Cetak Rekor Baru, Didorong Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga emas dunia kembali menembus rekor tertinggi pada perdagangan di Rabu (15/10). Ia memperpanjang reli sepanjang tahun ini di tengah meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga dan ketegangan geopolitik dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Kamis (16/10), harga emas spot naik 1,3% menjadi US$4.195,35. Sedangkan emas berjangka menguat 0,9% menjadi US$4.201,60.

Baca Juga: Bursa Asia Meroket, Investor Nantikan Diskusi Xi-Trump

Sementara itu, perak melonjak 2,3% menjadi US$52,64. Platina naik 0,6% ke US$1.647,55 dan palladium turun tipis 0,2% menjadi US$1.523,66.

“Emas terus melesat dan tampaknya belum ingin berhenti. Dengan ketegangan dagang AS–China yang kembali memanas dalam beberapa hari terakhir, investor semakin terdorong untuk melakukan lindung nilai dengan diversifikasi ke emas,” kata Analis Pasar City Index, Fawad Razaqzada.

Menurutnya, reli emas tahun ini dipicu oleh kombinasi faktor seperti gejolak geopolitik, spekulasi pemangkasan suku bunga, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, tren dedolarisasi, dan derasnya arus investasi di pasar spot.

“Dengan jarak menuju level US$5.000 yang tinggal sekitar US$800, saya tidak akan bertaruh melawan emas. Koreksi jangka pendek mungkin terjadi, tetapi justru akan menarik pembeli baru di level lebih rendah,” ungkap Razaqzada.

Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan nada dovish, menyebut pasar tenaga kerja AS masih berada dalam kondisi ‘low-hiring, low-firing doldrums’ atau perekrutan dan pemutusan kerja yang melambat.

Emas dianggap sebagai aset lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian dan inflasi, serta cenderung menguat di lingkungan suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil.

Para pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan Oktober dan Desember.

Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington tengah mempertimbangkan pemutusan sebagian hubungan dagang dengan China, setelah kedua negara saling memberlakukan biaya tambahan di pelabuhan pada pekan ini.

Baca Juga: Bos Besar Apple Dikasih Kejutan Boneka Labubu Mirip Dirinya Usai Bilang Mau Tambah Duit Investasi ke China

Sementara itu, penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown) terus berlanjut, menghentikan publikasi data ekonomi resmi dan dapat memperumit pandangan para pembuat kebijakan global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: