Kredit Foto: Biro Press Sekretariat Presiden
Sejatinya, pendidikan bukan hanya tentang gedung sekolah, namun tentang memastikan setiap anak Indonesia, di mana pun mereka berada, mendapat akses belajar yang berkualitas."Kami ingin memastikan semua anak usia sekolah mendapatkan pendidikan bermutu untuk semua, tanpa ada yang tertinggal,” tutur Menteri Mu’ti.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan tidak dapat ditanggung pemerintah semata. Dibutuhkan partisipasi semesta. Sekolah, keluarga, masyarakat, dan media merupakan empat ekosistem yang harus bersinergi dalam mendukung investasi jangka panjang generasi muda.
Terkait dengan lulusan SMK, Abdul Mu’ti menyinggung strategi yang dijabarkan lewat kebijakan Kemendikdasmen yaitu Program Pengembangan SMK Tahun 2025. “Strategi tersebut yakni Program SMK Pusat Keunggulan Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam, Program Pengajaran Berbasis Pabrik Teaching Factory (TeFa), Program Proyek Kreatif dan Kewirausahaan, Program Penguatan Akses Kebekerjaan Luar Negeri, Program Sertifikasi Bahasa Asing Murid SMK, dan Program Sertifikasi Kompetensi Murid SMK.”
“Pesannya jelas, yaitu bagaimana menghasilkan sumber daya manusia lulusan SMK yang adaptif, kompeten, dan meningkatkan relevansi pendidikan SMK dengan kebutuhan dunia kerja, industri, dan pasar global,” sambung Menteri Mu’ti.
Pendidikan bukan hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga tentang upaya kolaboratif dalam membangun peradaban. Karena itu, kolaborasi semesta menjadi kunci agar investasi jangka panjang menuju generasi emas 2045 benar-benar lahir dan mampu membawa Indonesia menuju bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement