Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Perusahaan ritel asal Swedia, IKEA, mencatat kemajuan signifikan dalam komitmennya meningkatkan penggunaan produk lokal asal Indonesia di jaringan gerainya di seluruh dunia. Sejak masuk ke pasar nasional pada 2014, IKEA berjanji menaikkan porsi produk made in Indonesia dari 1,7 persen menjadi 12 persen. Hingga kini, realisasinya telah mencapai 8 persen.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iqbal Shoffan Shofwan mengatakan capaian tersebut menunjukkan progres nyata dari kesepakatan awal antara pemerintah dan IKEA.
“Saat IKEA masuk ke Indonesia di tahun 2014, kami meminta komitmen mereka terkait pemenuhan made in Indonesia di gerai mereka di seluruh dunia. Saat itu produk lokal belum sampai 1,7 persen,” ujar Iqbal di sela acara IKEA Made in Indonesia: From Local Contribution to Global Footprint, Selasa (4/11/2025).
Baca Juga: Hi-Fella dan Toco Perkuat Sinergi Digital untuk Perluas Kolaborasi Bisnis
Ia menambahkan, peningkatan porsi produk lokal tidak hanya terjadi di gerai IKEA dalam negeri, tetapi juga di jaringan global perusahaan itu. “Anda datang ke gerai IKEA di Roma, Anda bisa temukan produk-produk yang sama seperti di sini. Jadi kita memanfaatkan global value chain-nya,” kata Iqbal.
Kemendag menilai langkah IKEA sebagai bagian dari strategi memperkuat rantai pasok global (global supply chain) yang sekaligus membuka peluang ekspor baru bagi produk lokal Indonesia. Sejumlah produk buatan dalam negeri kini telah dipasarkan di berbagai negara, termasuk Hong Kong dan Italia.
Menurut Iqbal, kolaborasi antara pemerintah dan IKEA diharapkan terus berlanjut agar target 12 persen dapat tercapai dalam beberapa tahun ke depan. Ia menegaskan, pemerintah akan terus memfasilitasi peningkatan daya saing industri lokal agar produk Indonesia mampu memenuhi standar kualitas global.
“Upaya IKEA ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri nasional berbasis bahan baku dan produksi dalam negeri,” ujarnya.
Komitmen IKEA juga dinilai mendukung program peningkatan ekspor nonmigas Indonesia, terutama dari sektor furnitur dan kerajinan. Dengan masuknya lebih banyak produk lokal ke jaringan ritel internasional, diharapkan nilai tambah industri manufaktur nasional terus meningkat dan berkontribusi terhadap perekonomian daerah penghasil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement