Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Program SLP EMCL Ubah Pola Bertani Bojonegoro Jadi Lebih Ekologis dan Efisien

Program SLP EMCL Ubah Pola Bertani Bojonegoro Jadi Lebih Ekologis dan Efisien Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Bojonegoro -

Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang dijalankan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) di wilayah Kecamatan Gayam dan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, terus menunjukkan dampak positif bagi peningkatan kapasitas dan kemandirian petani lokal.

Melalui Program Sekolah Lapangan Pertanian (SLP) yang menekankan praktik pertanian ekologis ramah lingkungan, ratusan petani kini lebih mandiri, efisien dalam penggunaan biaya produksi, dan memiliki ketahanan ekonomi yang lebih kuat.

Program SLP yang diprakarsai EMCL bekerja sama dengan Yayasan Daun Bendera (FIELD Indonesia) ini melibatkan lebih dari 600 petani dari delapan desa di sekitar wilayah operasi Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris. Inisiatif tersebut berhasil membangun ekosistem pertanian berkelanjutan yang mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dan pestisida, sekaligus meningkatkan produktivitas dan kualitas lahan.

Baca Juga: Dukung Efisiensi Pertambangan Nasional, ExxonMobil Pamerkan Solusi Pelumasan di Minerba Convex 2025

Para petani kini aktif dalam kelompok belajar untuk membuat pupuk organik secara mandiri dan menerapkan pengamatan ekosistem guna mengendalikan hama secara alami.

“Sejauh ini saya telah berhemat banyak dari biaya obat hama. Begitu pula dengan pupuk,” ujar Lasmidi, petani asal Dusun Tanggungan, Desa Brabowan, Kecamatan Gayam, dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas KKKS ke EMCL, Bojonegoro, Rabu (5/11/2025).

Untuk pemupukan, Lasmidi menggunakan pupuk kompos dan pupuk cair buatannya sendiri. Menurutnya, bahan baku mudah didapat di sekitar rumah dan biayanya jauh lebih murah dibanding pupuk kimia.

“Dulu saya sangat tergantung pada pupuk kimia dan obat-obatan. Setelah mengenal metode pertanian ekologis ramah lingkungan, kini saya bisa mengelola masalah yang sering dialami petani. Saya tidak khawatir lagi dengan kelangkaan pupuk kimia,” tuturnya.

Lasmidi menambahkan, pola pertanian ramah lingkungan sebenarnya sudah diterapkan oleh para leluhur. Namun, karena masifnya industri pupuk, banyak petani menjadi tergantung pada produk pabrikan.

“Menerapkan pola pertanian ekologis ramah lingkungan ini jadi semakin mudah saat kami berkelompok. Saling mendukung dan saling bantu satu sama lain,” ucapnya.

Baca Juga: Jepang, BP, dan ExxonMobil Komit Investasi CCS USD 15 Miliar di RI

Perwakilan EMCL, Feni Kurnia Indiharti, menjelaskan bahwa program ini dirancang berdasarkan kebutuhan para petani di sekitar wilayah operasi.

“Kami ikut berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Perubahan hari ini sudah mengarah ke sana,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Heru Setyadi, mengapresiasi kontribusi nyata EMCL bagi pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasi.

“Program pemberdayaan masyarakat seperti SLP ini membuktikan bahwa keberadaan industri hulu migas memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Ketika petani semakin mandiri dan sejahtera, ekosistem ekonomi desa menguat. Pada akhirnya, hal ini mendukung tujuan nasional dalam Asta Cita: kemandirian ekonomi rakyat dan ketahanan energi yang berkelanjutan,” jelas Heru.

Baca Juga: EMCL Salurkan 21.600 Ayam Petelur, SKK Migas: Bukti Migas Bawa Manfaat Nyata

Ia menegaskan, SKK Migas akan terus mendorong seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di Indonesia untuk menjalankan program PPM yang berdampak dan terukur.

“Ketahanan energi bertumpu tidak hanya pada keberhasilan produksi migas, tetapi juga pada kekuatan sosial di sekitar wilayah operasi. Kemandirian masyarakat dan keberlanjutan sosial adalah fondasi dari operasi migas yang berkelanjutan,” ungkapnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: