Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Harga emas menguat pada perdagangan di Rabu (5/11). Hal ini terjadi seiring investor beralih ke aset safe haven meskipun data ketenagakerjaan menunjukkan peningkatan yang lebih kuat dari perkiraan di Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Kamis (6/11), Harga spot gold naik 1,3% menjadi US$3.983,89. Sementara emas berjangka naik 0,8% menjadi US$3.992,90.
Baca Juga: Harga Emas Catat All-Time High, HRTA Memperkirakan 2025 Berpeluang Jadi Tahun Terkuat Sejak 1979
Logam mulia lainnya juga mencatat kenaikan: perak naik 2,2% menjadi US$48,13, platinum menguat 1,7% menjadi US$1.561,65, dan palladium naik 2,4% menjadi US$1.424,22.
“Harga emas dan perak naik meskipun laporan ketenagakerjaan swasta lebih kuat dari perkiraan, yang merupakan indikator pekerjaan terbaik di tengah penghentian sebagian aktivitas pemerintah,” kata Trader Logam Independen, Tai Wong.
“Ini memberi kelegaan bagi para bull yang terkejut melihat logam mulia jatuh bersama aset berisiko kemarin,” tambahnya.
Data menunjukkan pekerjaan sektor swasta bertambah 42.000 di Oktober. Pasar tenaga kerja yang solid umumnya mengurangi peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut dan dapat menahan suku bunga tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Adapun Federal Reserve (The Fed) pekan lalu memangkas suku bunga. Namun Ketua The Fed, Jerome Powell menegaskan langkah itu kemungkinan menjadi pemotongan terakhir tahun ini.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya menguat di lingkungan suku bunga rendah dan saat ketidakpastian ekonomi meningkat.
Baca Juga: Mahkamah Agung Kabulkan PK PT SRM Terkait Pertambangan Emas, Direktur Pamar Lubis Divonis Bebas
Investor kini juga menanti sidang Mahkamah Agung AS. Ia akan membahas legalitas tarif impor luas yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement