Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPJS Kesehatan dan USU Kolaborasi Tingkatkan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis

BPJS Kesehatan dan USU Kolaborasi Tingkatkan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Kronis Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam upaya memperkuat sistem pencegahan penyakit kronis di Provinsi Sumatera Utara. BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah I bersama Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan kolaborasi untuk meningkatkan deteksi dini Penyakit Ginjal Kronis (PGK), lewat Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Kota Medan.

Kolaborasi ini difokuskan pada peningkatan partisipasi peserta dalam pemeriksaan Prolanis yang dilaksanakan dua kali dalam setahun, mengingat penderita diabetes melitus dan hipertensi merupakan kelompok utama yang berisiko tinggi mengalami kerusakan ginjal.

Peneliti Universitas Sumatera Utara sekaligus Ketua Umum Persatuan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Isti Ilmiati Fujiati, menyampaikan bahwa pemeriksaan Prolanis dua kali dalam setahun memiliki dasar ilmiah yang kuat untuk memastikan ketepatan diagnosis dan intervensi dini terhadap gangguan fungsi ginjal.

"Hasil pemeriksaan pertama sering dipengaruhi oleh faktor sementara seperti dehidrasi, penggunaan obat tertentu, infeksi saluran kemih, atau fluktuasi tekanan darah dan gula darah. Oleh karena itu, pemeriksaan kedua setelah 3-6 bulan menjadi penentu utama untuk memverifikasi apakah terjadi gangguan fungsi ginjal yang persisten," ujar Isti, Rabu (12/11/2025).

Baca Juga: BPJS Kesehatan Jakarta Timur Luncurkan Inovasi SMART JKN di Hari Pahlawan

Isti juga menjelaskan bahwa kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada aspek klinis, tetapi juga mengintegrasikan pendekatan edukasi dan perubahan perilaku melalui inisiatif Prolanis Jempol.

"Melalui Prolanis Jempol, kami memperkenalkan pendekatan 7 Keterampilan Perilaku Perawatan Diri (7 Skills Self-Care Behavior) yang melibatkan keluarga dalam proses pendampingan," jelas Isti.

Hasil awal penelitian menunjukkan bahwa peserta yang aktif mengikuti kelas edukasi, menerapkan keterampilan perawatan diri, serta menjalani pemeriksaan berkala secara konsisten, mengalami stabilitas fungsi ginjal yang lebih baik, penurunan tekanan darah dan gula darah, serta perlambatan progresivitas kerusakan ginjal.

Deputi Direksi Wilayah I BPJS Kesehatan, Nuim Mubaraq, menekankan bahwa seluruh biaya pemeriksaan Prolanis dijamin oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), tanpa beban tambahan bagi peserta.

"BPJS Kesehatan memastikan akses layanan ini ditanggung sepenuhnya tanpa biaya tambahan bagi seluruh peserta JKN," tambahnya.

Kolaborasi ini diharapkan memberikan dampak jangka panjang yang signifikan, antara lain: penurunan kejadian gagal ginjal terminal, peningkatan kualitas hidup penderita penyakit kronis, efisiensi belanja kesehatan nasional, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan berbasis deteksi dini.

Masyarakat Sumatera Utara, khususnya peserta JKN dengan diagnosis diabetes dan hipertensi, diimbau untuk memanfaatkan fasilitas Prolanis secara aktif dan konsisten di FKTP tempat mereka terdaftar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: