Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Managing Director Non-Finansial Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Febriany Eddy menilai PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) masih memiliki potensi untuk bangkit ditengah beban hutang yang sangat besar.
“Nah waktu kita lihat ini, seandainya KS kita tolong, dia dapat beroperasi dengan normal nih, kalau dia balik ke normal lagi, apakah dia masih bisa bersaing dengan pemain-pemain lainnya? Ternyata dari hitungan kita, bisa,” kata Febri dalam Media Briefing di Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Febri menekankan, keputusan untuk menolong KS harus didasari dua aspek: prospek industri baja yang masih tumbuh dan kemampuan KS untuk kembali bersaing
Baca Juga: Glenny Pastikan Suntikan Modal Rp23,67 Triliun dari Danantara Perkuat Transformasi Garuda Indonesia
“Steel per kapita di Indonesia masih sangat rendah. Satu digit. Padahal negara-negara lain sudah double digit semua. Jadi kita lihat sebenarnya secara fundamental, demand-nya masih growing,” ujarnya.
Namun kondisi KS saat ini sangat berat. Dalam dua tahun terakhir, pabrik hanya beroperasi sepertiga kapasitas karena beban hutang dan hilangnya creditworthiness. KS bahkan harus membeli bahan baku dengan bunga tinggi hingga 20% dalam dolar AS, sehingga biaya produksi membengkak.
Masalah KS makin rumit karena proyek upstream, seperti pembangunan glass furnace, sebelumnya gagal menguntungkan.
“Eksekusinya pada saat itu yang kurang baik. Sehingga proyek itu selesai, malah ketika dinyalakan, pabriknya malah rugi,” kata Febri.
Baca Juga: Danantara Dukung Penegakan Hukum, Tegaskan Komitmen Tata Kelola Bersih di PTPN Group
Danantara kini tengah mengkaji tahap pertama bantuan berupa modal kerja, sambil mengevaluasi langkah jangka panjang untuk menghidupkan kembali operasi KS secara penuh.
“Jadi, itu yang sekarang sedang dikaji, tahap pertama. Ini tahap pertama adalah ngasih modal kerja,” tambahnya.
Febri menegaskan, modal kerja saja tidak cukup. KS juga perlu disiplin manajemen untuk mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi, dan memastikan operasi mencapai standar excellence.
“Artinya apa? Ada harapan,” katanya.
Dari sisi lokasi, kawasan industri KS strategis dengan akses tol, kereta, dan pelabuhan dalam laut (deep sea port) hingga 200 ribu DWT. Infrastruktur ini juga menjad peluang besar yang jika dimanfaatkan dapat menarik kehadiran investor.
Baca Juga: Pekan Ini Danantara Siap Lelang 7 Proyek PLTSa, Target Groundbreking Awal 2026
“Nah, kawasan industri ini akan complementary kalau tenennya benar. Jadi kita ingin menghidupkan menjayakan kembali Krakatau Steel,” tutup Febri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement