Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lewat Program Ini, BCA Topang Keberlanjutan Lingkungan dan Dorong Ekonomi Lokal

Lewat Program Ini, BCA Topang Keberlanjutan Lingkungan dan Dorong Ekonomi Lokal Kredit Foto: BCA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam menopang keberlanjutan lingkungan dan mendorong ekonomi lokal, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyelenggarakan program Penanaman Pohon dan Restorasi Mata Air di Desa Sekar Sidodadi, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Program yang berlangsung dari Sabtu (8/11) hingga Senin (10/11) ini menitikberatkan pemulihan fungsi ekosistem di wilayah hulu air, sebagai penopang keberlanjutan ekonomi di wilayah hilir dan pemulihan kawasan tangkapan air (catchment area).

Baca Juga: Perkuat Daya Saing Industri Kreatif, Ini Bentuk Nyata Dukungan BNI

Dalam kegiatan yang merupakan bagian dari pilar Bakti Lingkungan di bawah payung program Bakti BCA ini, sebanyak 21.000 pohon ditanam di kawasan perhutanan sosial. 

Dari jumlah sebanyak itu,  ada 12.000 bambu dan 9.000 tanaman multi-purpose tree species (MPTS) seperti alpukat, durian, dan jenis produktif lainnya. 

Bambu menjadi elemen utama dalam kegiatan ini karena kemampuannya menahan erosi, memperkuat struktur tanah, dan meningkatkan daya serap air, sehingga mendukung proses restorasi sistem hidrologis alami di kawasan Ngantang. Konservasi kawasan hulu air dilakukan Bakti BCA melalui kolaborasi dengan warga setempat yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Hutan (GAPOKTANHUT), Jejakin, dan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL).

VP Corporate Social Responsibility BCA Titi Yusnarti, hadir langsung di Lokasi kegiatan. Selain itu juga sejumlah mitra pelaksana dan perwakilan komunitas. Antara lain Chief Impact and Sustainability Jejakin Fainta Susilo Negoro, Koordinator YBLL Jawa Timur Sahlan Junaedy, dan Ketua GAPOKTANHUT Joko Purnomo. Kolaborasi lintas pihak ini menjadi fondasi penting dalam memastikan restorasi berjalan terukur, terpantau, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menegaskan bahwa pemulihan ekosistem hulu air bukan hanya isu lingkungan, tetapi berkaitan langsung dengan kualitas hidup dan keberlanjutan ekonomi masyarakat di hilir.

"BCA meyakini bahwa ketersediaan air yang stabil tidak hanya menopang keberlanjutan lingkungan, tetapi juga mendorong perekonomian lokal, mulai dari hasil lahan produktif hingga pengembangan wisata alam yang berkelanjutan. Melalui program di Ngantang, kami memastikan intervensi yang kami lakukan tidak berhenti pada penanaman pohon, tetapi berlanjut pada restorasi mata air, pendampingan, monitoring, dan pemberdayaan pengelolaan bersama masyarakat," ucapnya, dikutip dari siaran pers BCA, Jumat (14/11).

Kecamatan Ngantang merupakan salah satu wilayah sumber air yang menyokong aktivitas pertanian, peternakan, dan kebutuhan rumah tangga di wilayah sekitarnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, berkurangnya tutupan vegetasi menyebabkan penurunan debit dan kualitas air, yang berdampak pada:

- Biaya produksi pertanian meningkat karena kebutuhan irigasi bertambah

- Risiko gagal panen dan penurunan pendapatan petani

- Ketergantungan pada sumber air alternatif yang lebih mahal

- Tekanan ekologis yang mempercepat degradasi lahan

Dengan kata lain, menjaga hulu air berarti menjaga mata pencaharian dan ketahanan ekonomi masyarakat. Di sinilah upaya restorasi ekosistem pada kawasan hulu menjadi intervensi strategis yang memberikan dampak langsung pada keberlanjutan usaha pertanian, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan dalam jangka panjang.

Kegiatan restorasi mata air di Ngantang diawali dengan pembersihan dan pemulihan area sumber mata air, perbaikan tampungan air (rorak), serta penguatan sistem tampungan alami untuk meningkatkan daya tampung dan ketersediaan air sepanjang tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: