Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Media Berperan Penting Cegah Kanker Serviks

Media Berperan Penting Cegah Kanker Serviks Kredit Foto: Dok. Kemen PPPA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menekankan peran penting media dalam pencegahan kanker serviks atau kanker leher rahim.

Dalam konteks tersebut, menurutnya media dapat berperan untuk menyediakan akses informasi kesehatan yang akurat bagi masyarakat luas berbasis bukti ilmiah.

Baca Juga: Pariwisata Indonesia Menuju Arah Berkualitas dan Berkelanjutan

Ini disampaikan Wamen PPPA dalam kegiatan MSD Journalism Program tentang Lawan Misinformasi Kanker Leher Rahim di Era Artificial Intelligence (AI) sebagai salah satu upaya percepatan menuju Indonesia Bebas Kanker Leher Rahim tahun 2030.

"Bertepatan dengan Hari Kanker Leher Rahim Sedunia, kita diingatkan bahwa tantangan terbesar penanggulangan kanker leher rahim bukan hanya akses layanan kesehatan, tetapi juga akses terhadap informasi yang benar. Faktanya, kanker serviks dapat dicegah sepenuhnya melalui imunisasi HPV dan deteksi dini. Di tengah perkembangan AI, kita menghadapi risiko hoaks yang menimbulkan ketakutan dan kebingungan masyarakat. Di sinilah media berperan," ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Selasa (18/11).

Menurut data World Health Organization (WHO) dan United Nations Population Fund (UNFPA), Indonesia termasuk negara dengan angka kanker leher rahim tertinggi di Asia. Tercatat sekitar 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian akibat kanker leher rahim setiap tahunnya di Indonesia.

Wamen PPPA menegaskan penanggulangan kanker leher rahim dapat dilakukan berbasis Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui 3 program utama, yaitu Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023 - 2030 bersama Kementerian Kesehatan, penjangkauan masif bagi kelompok rentan dan wilayah terpencil, serta penguatan peran media.

“Kami juga menyoroti masih terdapat berbagai faktor penghambat dalam upaya eliminasi kanker leher rahim di Indonesia. Dari perspektif gender, ketimpangan akses terhadap imunisasi dan deteksi dini sering terjadi karena stigma budaya, ketidaktahuan, atau bahkan misinformasi yang tersebar di dunia maya. Selain peran kunci media, kami juga bekerja sama dengan Badan Komunikasi Pemerintah (BAKOM) untuk memantau, mendeteksi, dan merespons cepat misinformasi yang dapat membahayakan program – program strategis kesehatan perempuan,” tutur Wamen PPPA.

Pada kesempatan yang sama, External Affairs Director Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia, Dudit Triyanto menyampaikan penyebaran informasi akurat merupakan empati, kejujuran, dan tanggung jawab bersama. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Digital, tercatat lebih dari 1.900 konten hoaks sepanjang tahun 2024 dan 163 di antaranya berkaitan dengan isu kesehatan, termasuk imunisasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: