Harga Emas Dunia Stabil, Investor Soroti Komentar Dovish Pejabat The Fed
Kredit Foto: Istimewa
Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan di Jumat (21/11). Hal ini terjadi seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada akhir tahun, menyusul pernyataan dovish dari Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Senin (24/11), harga emas spot tercatat stabil di level US$4.086,57. Sementara emas berjangka ditutup naik 0,5% ke US$4.079,5.
Baca Juga: Hartadinata (HRTA) Teken Kerja Sama Pembelian Emas Batangan dengan BCA Syariah
Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,4% menjadi US$50,39. Harga platinum naik 0,1% ke US$1.512,67, sedangkan palladium menguat 0,2% ke US$1.380.
Presiden Federal Reserve New York, John Williams mengatakan bank sentral masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat tanpa mengganggu target inflasi. Komentar tersebut dinilai memberikan sentimen positif bagi emas.
“Pernyataan itu jelas mendukung pasar emas dan memberi dorongan bagi para pembeli emas hari ini,” kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Investor kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pad akhir tahun kini meningkat menjadi sebesar 74%.
Laporan ketenagakerjaan menunjukkan gambaran pasar tenaga kerja yang beragam. Nonfarm payrolls tercatat naik 119.000 di Oktober. Sementara tingkat pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Namun, tidak semua pejabat bank sentral sejalan dengan sikap dovish tersebut. Presiden Federal Reserve Dallas, Lorie Logan menyerukan agar suku bunga tetap ditahan untuk sementara waktu.
Investor juga memantau pergerakan bursa saham dari Amerika Serikat (AS).
“Jika pasar saham bergerak lebih kuat hari ini, hal itu kemungkinan akan menekan harga emas karena meningkatnya selera risiko di pasar,” ungkap Wyckoff.
Wall Street ditutup menguat seiring meningkatnya taruhan pasar terhadap pemangkasan suku bunga pada bulan depan.
Baca Juga: AI Mulai Memasuki Bisnis Hotel, Apa Dampaknya Bagi Pekerja?
Sementara itu, permintaan fisik emas dilaporkan tetap lemah sepanjang pekan ini dari Asia. Hal itu karena volatilitas suku bunga membuat calon pembeli menahan diri dari transaksi pembelian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement