Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
Saat ini presiden RI, Prabowo Subianto menjadi sorotan dunia Islam dimana posisi Indonesia sendiri sebagai pusat peradaban Islam baru.
Untuk mendukung itu , Menteri Agama, Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA , negara Indonesia harus dikuatkan dengan berdiri sebagai produsen pemikiran Islam modern.
"Kita harus merumuskan konsep dan arah pemikiran Islam Indonesia, sehingga jelas posisi kita sebagai pusat peradaban Islam dunia.kita tidak perlu mengonsumsi gagasan dari negara lain. Kita tunjukan pada dunia bahwa kita mampu menjadi rujukan dunia Islam," tegas Nasaruddin dalam International Conference on Indonesian Islam: Why Indonesia as a New Center of Muslim Civilization? di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya kemarin.
Selama ini lanjut Nasaruddin, arus pengetahuan tentang Islam selalu mengalir dari Timur Tengah ke Indonesia. Kini, pola itu harus dibalik. Gagasan Islam Indonesia harus menjadi referensi global.
“Buku berbahasa Indonesia tentang Islam harus diterjemahkan ke bahasa Arab. Orang-orang Timur Tengah harus belajar Islam ke Indonesia,” lanjutnya.
Nasaruddin juga menambahkan,bahwa stabilitas politik dan ekonomi, harmoni antar umat beragama, serta populasi Muslim terbesar di dunia menjadi modal kuat Indonesia untuk tampil sebagai rujukan.
“Kita ini rising star. Kerukunan kita sudah teruji, dan itu tidak dimiliki negara lain,” ujarnya.
Baca Juga: Sinergi Bangun Ekonomi Umat, Kemenag Kick Off Program Zakat dan Wakaf di Cirebon
Sementara itu Rektor UINSA Surabaya, Prof. Akh. Muzakki, menegaskan forum internasional ini menjadi ruang untuk mengenalkan wajah Islam Indonesia kepada dunia.
“Jawa Timur adalah episentrum pesantren dan harmoni. Itu harus dipromosikan sebagai kekuatan kita di panggung global,” ujar Muzakki.
Muzakki menyebutkan, konferensi ini akan menghasilkan Deklarasi Surabaya bersama mahasiswa internasional sebagai dukungan terhadap visi yang telah dirumuskan Menteri Agama dalam memperkuat peradaban Islam Indonesia.
"Konferensi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang sebelumnya telah berlangsung di UIN Alauddin Makassar dan UIN Sumatra Utara, Medan. Rangkaian terakhir akan digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. kampus UINSA Surabaya akan menjadi bagian penting policy brief posisi Indonesia sebagai pusat peradaban Islam global, termasuk perdamaian dunia yang kini dihadapi Palestina," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement