Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Optimis Ekonomi RI di 2026 Bisa Lebihi Target

Pemerintah Optimis Ekonomi RI di 2026 Bisa Lebihi Target Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah optimis ekonomi Indonesia pada 2026 bisa lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2026 sebesar 5,4%.

Optimisme tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dalam Rapat Pimpinan Nasional KADIN Indonesia tahun 2025 di Jakarta, Senin (1/12/2025).

Baca Juga: Ekonomi Syariah RI Menunjukkan Perkembangan Kuat dan Konsisten

“Di tahun 2026, kondisi upside risk akan lebih dominan daripada downside risk. Tentu kami optimis tahun 2026 Indonesia harapannya bisa lebih tinggi dari APBN 5,4%. Dan ini kuncinya ada yang hadir di ruangan ini. Jadi kalau yang di ruangan ini optimis, Indonesia akan optimis,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Selasa (2/12).

Optimisme ini diperkuat oleh berbagai program nasional yang sedang berlangsung. Pemerintah menyelenggarakan serangkaian event belanja nasional dengan target transaksi lebih dari Rp120 triliun, mulai dari diskon transportasi, event pariwisata, hingga kampanye belanja di minimarket dan e-commerce. 

Program “Belanja di Indonesia Aja” juga melibatkan seluruh pusat perbelanjaan dengan target transaksi mencapai Rp30 triliun. Menko Airlangga menyampaikan bahwa seluruh potensi belanja masyarakat akan dikonsolidasikan untuk menjaga daya beli dan menggerakkan sektor UMKM.

Untuk tahun 2026 nanti, Pemerintah menyiapkan belanja prioritas sebesar Rp2.567,9 triliun dari total anggaran Rp3.842 triliun yang dialokasikan untuk ketahanan pangan, subsidi energi, pendidikan, kesehatan, pembangunan UMKM, pertahanan, hingga akselerasi perdagangan dan investasi global. 

Program makan bergizi gratis menjadi salah satu fokus dengan anggaran Rp335 triliun yang ditargetkan menjangkau hingga 80 juta penerima. Pemerintah juga melanjutkan berbagai dukungan fiskal untuk mendorong produksi dalam negeri, termasuk PPN Ditanggung Pemerintah untuk perumahan, serta perluasan akses KUR.

Terkait sektor eksternal, Pemerintah terus memperkuat diplomasi ekonomi melalui penyelesaian berbagai perjanjian perdagangan strategis. Indonesia telah memfinalkan perjanjian perdagangan dengan Kanada, menyelesaikan EU-CEPA yang kini memasuki tahap harmonisasi bahasa di Parlemen Eropa, serta menyiapkan proses aksesi CPTPP pada 2026.

Pemerintah juga memperluas kerja sama dengan negara-negara BRICS+ dan meningkatkan kontribusi pada New Development Bank sebagai bagian dari penguatan posisi Indonesia dalam arsitektur ekonomi global. Selain itu, dukungan terhadap agenda aksesi OECD semakin solid dengan mayoritas negara anggota telah menyatakan dukungannya.

Menko Airlangga juga menyoroti prioritas pada agenda ekonomi hijau dan transisi energi. Pemerintah tengah mempersiapkan pembangunan super green corridor, pemanfaatan carbon capture and storage (CCS), serta peningkatan investasi energi baru dan terbarukan. Indonesia memiliki gudang karbon terbesar di Asia dengan potensi penyimpanan karbon hingga 600 gigaton, yang menjadi nilai strategis dalam kerja sama global. Sejumlah investasi besar dari Jepang, BP, dan ExxonMobil menegaskan komitmen dunia internasional terhadap transformasi energi Indonesia.

Baca Juga: Peran Positif Devisa Sawit dalam Neraca Perdagangan Indonesia

Baca Juga: Dampak Positif Program Mandatori Biodiesel bagi Perekonomian

Di bidang ekonomi digital, Pemerintah mempercepat integrasi sistem pembayaran regional dan memperluas pemanfaatan teknologi melalui Digital Economic Framework Agreement. 

Dengan nilai ekonomi digital Indonesia yang diproyeksikan mencapai USD600 miliar pada 2030, Pemerintah mendorong peningkatan jumlah talenta digital, termasuk melalui program magang berskala nasional yang menargetkan 100 ribu peserta setiap tahun. 

Menko Airlangga mengajak Kadin untuk berperan aktif dalam menyiapkan generasi muda serta mendukung pengembangan startup berbasis teknologi, termasuk di sektor kecerdasan buatan yang masih sangat potensial untuk bertumbuh.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menegaskan bahwa penguatan investasi terus menjadi fokus pemerintah. Hingga September, realisasi investasi telah mencapai 75% dari target tahun ini dengan serapan tenaga kerja mencapai 1,95 juta orang. 

Hilirisasi terus menunjukkan perkembangan signifikan, begitu pula pengembangan industri kendaraan listrik dan semikonduktor yang menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi. Pemerintah memastikan berbagai insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance, dan fasilitas impor akan tetap tersedia untuk menjaga daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi utama di kawasan.

“Harapannya, KADIN mempersiapkan diri untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di 2026. Makanya, dari berbagai program Pemerintah yang langsung menyentuh masyarakat, kami berharap KADIN ikut mendorong. Apalagi juga untuk membangkitkan UMKM-UMKM konstruksi. Nah, UMKM konstruksi ini sudah dapat banyak peluang,” pungkas Menko Airlangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: