Kredit Foto: Dok. Kemen PPPA
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, mengapresiasi kontribusi perempuan Papua dalam menjaga budaya, memimpin komunitas, dan menjadi motor perubahan sosial.
Apresiasi tersebut disampaikan Wamen PPPA saat menghadiri Kongres II Cendekiawan Perempuan Papua Tahun 2025 bertajuk "Perempuan Indonesia Berdaya Menuju Indonesia Emas” sekaligus mengukuhkan Ketua Cendekiawan Perempuan Papua Tahun 2026.
Baca Juga: SDM Kompeten Kunci Keberhasilan Transformasi Digital Industri
Kegiatan ini menjadi ruang konsolidasi strategis bagi perempuan Papua untuk memperkuat kapasitas, kepemimpinan, serta kontribusi dalam pembangunan nasional.
"Perempuan Papua bukan objek pembangunan perempuan Papua adalah subjek perubahan, subjek peradaban yang menjaga nyala kehidupan, martabat, dan jati diri bangsanya,” ujar Wamen PPPA, dikutip dari siaran pers Kemen PPPA, Senin (8/12).
Wamen PPPA menekankan pentingnya perubahan cara pandang terhadap perempuan Papua dan tahun ini harus menjadi momentum untuk mengubah cara pandang dari memandang perempuan sebagai penerima manfaat menjadi penggerak utama pembangunan.
Melalui pendekatan pemberdayaan di tingkat komunitas seperti kampung ilmu bagi perempuan, diharapkan perempuan Papua memiliki peluang yang setara dalam peningkatan kesejahteraan keluarga, termasuk upaya penurunan stunting dan peningkatan akses ekonomi yang berkelanjutan.
"Ketika perempuan diberikan akses dan ruang untuk memimpin dari akar rumput, program pembangunan akan berjalan lebih cepat dan tepat sasaran. Oleh karena itu, penguatan ekonomi perempuan Papua harus dimulai dari keluarga dan ketahanan pangan lokal. Perempuan perlu mendapatkan edukasi dan dukungan agar mampu menggerakkan ekonomi di komunitasnya tanpa meninggalkan kearifan lokal. Ibu-ibu adalah penjaga generasi masa depan. Ketahanan pangan keluarga dan pemenuhan gizi dimulai dari meja makan rumah tangga, dari peran seorang mama," ujar Wamen PPPA.
Wamen PPPA mengatakan Kongres II Cendekiawan Perempuan Papua menjadi langkah penting untuk memperkuat gerakan perempuan Papua melalui kolaborasi lintas sektor, afirmasi gender, dan perencanaan pembangunan yang responsif terhadap kebutuhan perempuan dan anak.
Keseriusan semua pihak dalam mengatasi kemiskinan struktural, kesehatan reproduksi, kekerasan berbasis gender, serta hambatan sosial dan ekonomi menjadi kunci terwujudnya Indonesia Emas 2045.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement