Pemerintah Siapkan 6 KEK Baru, Targetkan Realisasi Investasi Rp13 Triliun dalam 5 Tahun
Kredit Foto: Istihanah
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menyampaikan perkembangan terbaru terkait Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) saat ditemui media dalam acara Indonesia SEZ Business Forum 2025 di St. Regis Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Ia menjelaskan bahwa pemerintah terus mendorong perluasan dan penguatan KEK sebagai strategi percepatan investasi nasional.
“Hingga tahun 2025, kita telah memiliki sekitar 25 kawasan. Dan ke depannya, harapannya, kita bisa menambah sekitar enam kawasan lagi sehingga totalnya menjadi 31,” ujar Todotua.
Ia menekankan bahwa setiap KEK tetap memiliki spesialisasi masing-masing, mulai dari industrialisasi, kesehatan, pendidikan, digital, hingga pariwisata.
Menurutnya, diferensiasi fungsi tersebut memungkinkan pemerintah melakukan konsolidasi strategi secara lebih efisien.
“Dengan strategi kawasan seperti ini, pemerintah dalam hal investasi dapat melakukan konsolidasi terkait perizinan, strategi regulasi, serta insentif fiskal dan nonfiskal,” jelasnya.
Todotua menyebut bahwa pemerintah menargetkan peningkatan laju pertumbuhan realisasi investasi.
“Melalui strategi Kawasan Ekonomi Khusus ini, kita berharap dapat meningkatkan laju pertumbuhan realisasi investasi. Pemerintah memiliki target 8%. Ada Rp13 triliun yang menjadi target realisasi investasi kita dalam lima tahun ke depan,” katanya.
Baca Juga: KEK Bukukan 18,8 Miliar USD, Pemerintah Perkuat Regulasi untuk Dorong Iklim Investasi
Sementara itu, Plt. Sekretaris Jenderal Dewan KEK, Rizal Edwin Manansang, mengonfirmasi bahwa rencana pembukaan enam KEK baru telah disetujui Dewan KEK Nasional dan saat ini menunggu persetujuan Presiden Prabowo sebelum diumumkan secara resmi.
Edwin menyebut kawasan-kawasan baru tersebut akan tersebar di beberapa wilayah.
“Rencananya KEK baru akan dibuka di Jawa, ada yang di Kalimantan, ada yang di Sulawesi,” kata Edwin.
Ia menegaskan bahwa pembentukan KEK baru harus diawali dengan keberadaan anchor investor untuk memastikan keberlanjutan investasi.
“Salah satu yang utama dalam membangun atau membuka KEK adalah harus punya anchor investor dulu. Dengan begitu, sustainability-nya akan terjamin. Kalau belum ada investornya, gimana mau jalan? Investor lain dari mana?” ujarnya.
Menurut Edwin, saat ini sudah ada investor dari berbagai negara yang menunjukkan minat dan komitmen di KEK Indonesia.
“Investor yang sudah masuk ada dari berbagai negara, seperti Cina, Eropa, dan Jepang. Yang penting mereka bisa memperlihatkan business plan dan tentu sudah mulai terlihat dari pembangunan awalnya,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa pengembang kawasan memiliki peran penting dalam menyiapkan fondasi KEK.
“Developer itu sendiri harus membangun dulu, melakukan pembangunan di dalam KEK. Dengan demikian infrastrukturnya dan utilitasnya siap, sehingga nanti bisa menarik investor lain untuk masuk,” kata Edwin.
Sebagai informasi, sejak 2012 hingga 2025 kuartal ketiga, KEK telah mencatat investasi sebesar 18,8 miliar USD atau 314 triliun rupiah, menciptakan lebih dari 237.000 lapangan kerja, dan menarik 351 tenant.
Kemudian pada 2025 KEK menghasilkan investasi sebesar 3,6 miliar USD. Angka ini disebut melampaui target tenaga kerja dengan lebih dari 79.000 lapangan kerja, serta mencapai ekspor sekitar 5,43 miliar USD.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah
Tag Terkait:
Advertisement