Kredit Foto: DEPO
PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mencatat penjualan Rp2,11 triliun hingga tahun berjalan kuartal III 2025 (YTD Q3 2025), tumbuh 4,1% secara tahunan, seiring percepatan ekspansi gerai dan penguatan kanal penjualan omnichannel. Pertumbuhan ini didorong kenaikan jumlah transaksi 7,5% menjadi 1,63 juta transaksi.
Presiden Direktur DEPO Kambiyanto Kettin menyampaikan kenaikan transaksi mencerminkan permintaan ritel bahan bangunan tetap stabil meski kondisi ekonomi menantang. “Pertumbuhan transaksi menunjukkan permintaan ritel bahan bangunan tetap stabil di tengah kondisi ekonomi yang lebih menantang, dan kami melihat potensi signifikan dari ekspansi gerai serta penguatan kanal digital,” ujarnya, Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Baca Juga: LABA Bakal Gelar RUPSLB Usai Dirut Dideportasi ke China
Hingga September 2025, DEPO mengoperasikan 17 gerai setelah pembukaan gerai baru di Pekanbaru pada 29 November 2025 seluas 2.200 m². Target pembukaan satu gerai pada 2025 telah terealisasi, sementara tiga gerai baru dijadwalkan beroperasi pada 2026. “Ekspansi gerai tetap menjadi motor utama pertumbuhan kami. Pasar daerah masih memiliki potensi besar, dan DEPO akan hadir lebih dekat dengan konsumen melalui jaringan gerai yang lebih luas dan efisien,” kata Wakil Presiden Direktur Henryanto Komala.
Kinerja penjualan digital tercatat tumbuh kuat. Nilai penjualan online mencapai Rp289,74 miliar atau naik 37,7% secara tahunan, berkontribusi 13,7% terhadap total penjualan. Pertumbuhan tersebut berasal dari aktivasi live commerce melalui TikTok dan Tokopedia, penjualan melalui WhatsApp, serta optimalisasi laman web.
“Konsumen ritel bahan bangunan kini semakin digital. Fokus kami adalah membangun pengalaman omnichannel yang konsisten, mulai dari gerai fisik, e-commerce, hingga layanan chat commerce,” jelas Direktur DEPO Amanda Grace Kettin.
Di sisi profitabilitas, DEPO membukukan laba kotor Rp417,03 miliar atau tumbuh 7,2% dengan marjin kotor meningkat menjadi 19,8% pada YTD Q3 2025. Sementara itu, laba bersih Rp50,42 miliar (2,4% dari penjualan) turun 11,2% akibat tekanan pasar yang lebih ketat. Peningkatan marjin didorong penguatan kategori house brand, diversifikasi pengadaan barang, kenaikan rebate dan sales support 0,2% secara tahunan, serta pertumbuhan pendapatan lain-lain 39% secara tahunan.
“Strategi peningkatan kategori house brand terbukti memperkuat marjin kotor. Ke depan, kami akan memperluas variasi produk dan memperkuat kerja sama dengan mitra pemasok,” ungkap Amanda.
Perusahaan menetapkan digitalisasi dan penguatan fundamental operasional sebagai fokus periode 2025–2026. Agenda tersebut mencakup pembaruan ERP dan POS dengan implementasi merata pada 2026, penerapan penuh SOP di seluruh gerai, optimalisasi pengelolaan persediaan, serta peningkatan pelatihan karyawan yang berjumlah 2.949 orang per September 2025.
Dari sisi struktur keuangan, total aset DEPO per September 2025 tercatat Rp2,291 triliun dengan ekuitas Rp1,331 triliun, meningkat 4,8% secara tahunan. Belanja modal 2025 diproyeksikan sebesar Rp118 miliar untuk ekspansi gerai dan penguatan infrastruktur operasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement