Kredit Foto: Azka Elfriza
Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menilai perekonomian Indonesia sepanjang 2025 menunjukkan resiliensi meski tekanan global masih kuat.
Stabilitas makro tetap terjaga dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,0–5,2% secara tahunan, didorong investasi dan ekspor yang tetap solid. Ketahanan tersebut dipandang menjadi fondasi penting bagi perbaikan industri perbankan pada 2026.
Perbanas menilai ketahanan nilai tukar menjadi faktor strategis dalam mempertahankan daya saing dan menjaga ritme pemulihan ekonomi. Sepanjang tahun berjalan, nilai tukar Rupiah tercatat bergerak di rentang Rp16.100–16.700 per USD.
Meskipun menghadapi tekanan dari arah kebijakan The Fed dan dinamika arus modal global, stabilitas kurs dinilai menjaga keberlanjutan aktivitas sektor riil.
Inflasi juga tercatat berada di bawah 3% sepanjang 2025. Tekanan harga mereda seiring normalisasi harga energi, stabilnya pasokan pangan, serta konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia. Perbanas menyebut kondisi inflasi yang terkendali memperkuat stabilitas makro dan memperluas ruang pertumbuhan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: AFTECH dan PERBANAS Perkuat Sinergi Perbankan dan Fintech untuk Perluas Akses Kredit Nasional
Ketua Umum Perbanas, Hery Gunardi, menyampaikan bahwa prospek ekonomi Indonesia tetap positif memasuki 2026.
“Hal ini tercermin dari proyeksi seluruh anggota kami yang melihat pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,0–5,2%,” ujarnya dalam forum Economic Outlook 2026 di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Ia menambahkan bahwa stabilitas makro menjadi landasan utama perbaikan kinerja perbankan pada tahun mendatang.
Menurut Hery, perbankan mencatat arah pertumbuhan yang moderat namun tetap solid seiring pemulihan bertahap pada sektor riil.
“Jadi artinya kondisi perbankan memang mengalami perbaikan ya, tumbuh tapi tumbuhnya moderat,” tuturnya.
Baca Juga: Ini Mesin Ekonomi Baru yang Akan Diakselerasi Tahun 2026
Dalam forum tersebut, Perbanas menyoroti pentingnya arah kebijakan pemerintah yang konsisten dalam menjaga stabilitas ekonomi. Penguatan pasar keuangan serta peningkatan fungsi intermediasi perbankan disebut menjadi faktor besar yang menopang resiliensi sepanjang 2025.
Perbanas menilai koordinasi kebijakan lintas sektor perlu terus diperkuat untuk menghadapi ketidakpastian global yang masih berlangsung.
Perbanas menegaskan bahwa ketahanan ekonomi tahun ini menjadi modal penting untuk menjaga momentum pertumbuhan pada 2026.
Dengan proyeksi stabilitas makro yang tetap terjaga, industri perbankan diperkirakan melanjutkan tren perbaikan dengan tetap memperhatikan risiko global yang dapat memengaruhi pasar domestik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement