Kredit Foto: Istimewa
Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga namun memberi sinyal bahwa biaya pinjaman kemungkinan tidak akan turun lebih jauh dalam waktu dekat, seiring bank sentral menunggu kejelasan arah ekonomi dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir Kamis (11/12), The Fed telah memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan ke 3,50%–3,75%. Pihaknya menyoroti pasar tenaga kerja yang mulai melemah, inflasi yang masih agak tinggi, dan proyeksi ekonomi yang diperkirakan menguat tahun depan.
Baca Juga: Pasar Waspadai Spiral Negatif Jepang, Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Yen Capai 90%
Proyeksi terbaru para pembuat kebijakan menunjukkan ekspektasi median untuk satu kali pemotongan suku bunga seperempat poin di 2026. Namun rentang estimasi yang sangat lebar mencerminkan perbedaan pandangan mendalam mengenai arah kebijakan tahu depan dan seterusnya menyusul kebijakan ekonomi hingga boom investasi dalam Akal Imitasi (AI).
Pejabat Fed memperkirakan inflasi melambat menuju 2,4% di 2026. Sementara pertumbuhan ekonomi diproyeksi meningkat ke 2,3%. Adapun tingkat pengangguran dipercaya akan bertahan di 4,4%. Prospek tersebut dinilai meredakan kekhawatiran stagflasi yang membayangi sepanjang tahun ini.
Namun perbedaan tajam mengenai kebijakan yang tepat menunjukkan tantangan membangun konsensus menjelang pergantian kepemimpinan bank sentral, dengan pemerintah diperkirakan segera menominasikan pengganti dari Ketua Fed Jerome Powell.
Powell mengatakan suku bunga kini berada dalam kisaran yang mendekati nilai netral setelah penurunan total tujuh puluh lima basis poin sejak September. Ia mengatakan bahwa bank sentral tengah menyoroti data ekonomi terbaru dan menegaskan belum ada keputusan terkait pertemuan kebijakan berikutnya pada akhir Januari.
Keputusan memangkas suku bunga acuan sendiri mendapat tiga dissent. Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee dan Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid menginginkan suku bunga dipertahankan. Sementara Gubernur Fed Stephen Miran kembali mendorong pemotongan lebih besar sebesar lima puluh basis poin.
Baca Juga: BWPT akan Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Total Rp500 Miliar
Arah kebijakan moneter selanjutnya akan sangat bergantung pada data ekonomi yang masih tertunda akibat penutupan pemerintah federal pada Oktober–November.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement