- Home
- /
- EkBis
- /
- Infrastruktur
Strategi Insinyur Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia yang Masih Tertinggal di ASEAN
Kredit Foto: Istimewa
Tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia masih menjadi tantangan besar di tengah pesatnya transformasi digital dan meningkatnya persaingan global.
Data Asian Productivity Organization (APO) menunjukkan bahwa produktivitas Indonesia belum mampu mengejar rata-rata negara ASEAN, sehingga perlu langkah kolektif dan terukur untuk mempercepat peningkatan daya saing nasional.
Menteri Ketenagakerjaan, Prof. Yassierli, Ph.D., menegaskan bahwa percepatan produktivitas nasional membutuhkan keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan — pemerintah, industri, akademisi, profesi, dan generasi muda.
“Banyak penelitian menunjukkan bahwa Gross Domestic Product (GDP) berkaitan erat dengan tingkat produktivitas. Jika kita sepakat dengan hal itu, maka salah satu strategi paling efektif untuk meningkatkan GDP adalah melalui upaya sistematis dalam peningkatan produktivitas nasional,” paparnya dalam acara Productivity Goes To Campus di Universitas Indonesia, Kamis, 11 Desember 2025.
Baca Juga: KKP Butuh Ribuan Tenaga Kerja di Industri Perikanan
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Ilham Akbar Habibie, turut menekankan pentingnya reindustrialisasi sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, reindustrialisasi berarti menata ulang dan mempercepat transformasi industri agar produktivitas meningkat melalui perbaikan proses, teknologi, serta penguatan kapabilitas manufaktur.
“Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, kita tidak boleh hanya menjadi pasar. Kita harus menjadi produsen, menciptakan nilai tambah, dan membangun rantai pasok yang tangguh. Daya saing meningkat melalui kualitas dan efisiensi biaya,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah
Tag Terkait:
Advertisement