Kredit Foto: Ist
Harga minyak dunia ditutup melemah pada perdagangan di Jumat (12/12). Ia tertekan oleh kelebihan pasokan global serta dinamika geopolitik, khususnya dari Rusia dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Senin (15/12), Minyak Brent ditutup turun ke US$61,12. Sementara West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat melemah ke US$57,44. Sepanjang pekan ini, kedua patokan harga minyak tersebut telah mencatat penurunan lebih dari 4%.
Baca Juga: Asosiasi Perusahaan Hulu Migas Angkat Hashim Djojohadikusumo Jadi Dewan Pengawas
Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow mengatakan pasar masih dibayangi kondisi pasokan minyak yang melimpah.
“Pasar terus terbebani oleh situasi pasokan minyak mentah. Di sisi lain, pasar minyak mengabaikan ketegangan dari Amerika Serikat dan Venezuela,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan bahwa negaranya telah menyita sebuah kapal tanker minyak yang masuk dalam daftar sanksi di lepas pantai dari Venezuela. AS juga dilaporkan tengah bersiap untuk mencegat kapal-kapal lain yang mengangkut minyak dari negara tersebut.
Namun, para pedagang dan analis sebagian besar tidak terlalu mengkhawatirkan dampak penyitaan tanker tersebut, dengan alasan bahwa pasokan minyak global saat ini masih sangat mencukupi.
Proyeksi Badan Energi Internasional (IEA) menyebut pasokan minyak dunia diproyeksikan akan melampaui permintaan sebesar sekitar 3,84 juta barel per hari pada tahun depan.
Sementara Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dalam laporannya menunjukkan bahwa pasokan dan permintaan minyak global diperkirakan akan relatif seimbang pada 2026.
Baca Juga: PGN Saka Raih Penghargaan Pilot Project Low Carbon Initiative dari SKK Migas
Kombinasi kelebihan pasokan dan prospek peningkatan suplai dari Rusia jika konflik Ukraina mereda juga terus menjadi faktor utama yang menekan harga minyak global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement