Kredit Foto: Istimewa
Perusahaan Riset Pasar, Counterpoint memperkirakan pengiriman smartphone global pada tahun depan akan menurun sebesar 2,1%. Hal itu terjadi seiring meningkatnya biaya chip yang diperkirakan menekan permintaan secara global.
Direktur Riset Counterpoint, Hwang mengatakan dampak kenaikan biaya paling terasa dalam segmen pasar bawah. Ia mencatat biaya bill of materials (BOM) atau total komponen perangkat meningkat sekitar 20% - 30%.
Baca Juga: Citi Yakin Wall Street S&P 500 Bakal Capai 7.700 di 2026
“Yang kami lihat sekarang adalah segmen bawah pasar yang terdampak paling parah, dengan kenaikan biaya komponen yang signifikan,” kata Hwang, dilansir Rabu (17/12).
Rantai pasok elektronik global dalam beberapa bulan terakhir terdampak kekurangan chip memori generasi lama (legacy memory chips). Kelangkaan ini terjadi karena produsen semikonduktor mengalihkan fokus ke pengembangan chip memori kelas atas yang digunakan untuk semikonduktor berbasis kecerdasan buatan (AI).
Smartphone China diperkirakan lebih rentan terhadap tekanan ini, terutama dalam segmen entry-level yang memiliki margin keuntungan ketat.
Sementara Apple dan Samsung berada pada posisi yang lebih kuat untuk menghadapi tekanan dalam beberapa kuartal ke depan.
Counterpoint juga menyoroti bahwa lonjakan permintaan chip memori untuk server akal imitasi memperparah kondisi pasokan.
Baca Juga: Setelah Absen Bertahun-tahun, Tiga Brand Smartphone Kembali Berjualan di Indonesia
Setiap server membutuhkan jauh lebih banyak chip memori dibandingkan sebuah smartphone, sehingga menciptakan lonjakan permintaan mendadak yang dinilai belum siap ditangani oleh industri semikonduktor saat ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement