Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengintip Kinerja Superbank Usai Listing di Bursa

Mengintip Kinerja Superbank Usai Listing di Bursa Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) baru saja melasanakan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia. Hingga Oktober 2025, bank digital ini membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp102 miliar, ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan ekspansi kredit yang agresif.

Chief Financial Officer Superbank Melisa Hendrawati menyatakan, pertumbuhan laba mencerminkan kinerja operasional yang berkelanjutan sepanjang 2025.

“Superbank mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp102 miliar hingga Oktober 2025. Kinerja ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang naik signifikan secara tahunan,” ujar Melisa, dalam konferensi pers usai IPO di Jakarta, Rabu (17/12/2025). 

Baca Juga: Kantongi Dana Segar Rp2,79 Triliun dari IPO, Superbank Bakal Perkuat Kredit dan Teknologi Digital

Ia menjelaskan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Superbank tumbuh 123% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp1,3 triliun. Sejalan dengan itu, penyaluran kredit meningkat 168% YoY menjadi Rp10,6 triliun pada periode yang sama. Pertumbuhan tersebut mencerminkan ekspansi pembiayaan yang diiringi peningkatan kontribusi pendapatan inti bank.

Dari sisi permodalan, Presiden Direktur Superbank Tigor Siahaan menyampaikan bahwa posisi modal perusahaan telah melampaui ketentuan minimum untuk kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 2. Per Desember 2025, modal inti Superbank tercatat sekitar Rp8 triliun.

“Berdasarkan peraturan OJK yang berlaku, batas modal inti KBMI 2 berada di atas Rp6 triliun. Dengan modal inti sekitar Rp8 triliun saat ini, secara kualifikasi Superbank sudah masuk kategori KBMI 2,” ujar Tigor.

Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Superbank (SUPA) Meroket 24,41%

Ia menambahkan, pasca pencatatan saham di bursa, manajemen tetap menempatkan penguatan fundamental bisnis sebagai prioritas utama. Menurut Tigor, kinerja operasional yang konsisten akan menjadi penopang nilai perusahaan di pasar modal dalam jangka menengah hingga panjang.

“Pergerakan harga saham adalah mekanisme pasar. Fokus kami adalah bagaimana menjaga pertumbuhan bisnis, meningkatkan kualitas aset, dan menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan,” kata Tigor.

Selain kinerja keuangan, Superbank juga mencatat peningkatan aktivitas nasabah. Perusahaan membukukan lebih dari 1 juta transaksi per hari, dengan pertumbuhan transaksi pada kuartal III 2025 yang mencapai lebih dari 50% dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan tersebut mencerminkan tingginya tingkat engagement nasabah terhadap layanan digital Superbank.

Manajemen menilai kombinasi pertumbuhan kredit, penguatan permodalan, dan peningkatan aktivitas transaksi menjadi fondasi bagi kinerja Superbank sebagai emiten perbankan digital yang baru melantai di bursa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: