Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos The Fed Atlanta: Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan Berisiko Picu Inflasi di AS

Bos The Fed Atlanta: Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan Berisiko Picu Inflasi di AS Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta, Raphael Bostic memperingatkan bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut berpotensi membawa kebijakan monetet ke wilayah akomodatif yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi, namun sekaligus meningkatkan risiko lonjakan baru inflasi dan ekspektasi inflasi.

“Memindahkan kebijakan moneter mendekati atau masuk ke wilayah akomodatif, yang akan terjadi jika suku bunga acuan terus dipangkas, berisiko memperburuk inflasi yang sudah tinggi dan melepaskan jangkar ekspektasi inflasi pelaku usaha serta konsumen,” ujar Bostic, dilansir dari Reuters, Kamis (18/12).

Baca Juga: Menkeunya Trump: Warsh dan Hassett Layak Pimpin The Fed AS

“Itu bukan risiko yang ingin saya ambil saat ini," tambahnya.

Bostic mengakui pasar tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan, namun ia menilai kondisi tersebut belum mengarah pada penurunan tajam.

Menurutnya, sebagian perubahan yang terjadi mencerminkan penyesuaian struktural ekonomi, seperti munculnya teknologi baru, perubahan kebijakan imigrasi serta langkah perusahaan merapikan jumlah tenaga kerja setelah sebelumnya menahan pekerja selama pandemi COVID-19.

“Analisis cermat dari para ekonom staf kami menunjukkan pasar tenaga kerja kemungkinan tidak berada pada titik balik negatif,” kata Bostic.

Ia menambahkan bahwa data ketenagakerjaan masih bersifat ambigu dan cenderung bergerak mendatar, sehingga penurunan tajam dinilai bukan skenario paling mungkin dalam waktu dekat.

Sebaliknya, tekanan inflasi dinilai masih bertahan jauh di atas target. Bostic memperkirakan inflasi baru berpotensi menurun secara berarti paling cepat pada akhir tahun depan.

“Hanya sedikit indikasi bahwa tekanan harga akan mereda sebelum pertengahan hingga akhir 2026,” ujarnya.

Menurut Bostic, kondisi tersebut berpotensi mengancam kredibilitas bank sentral dan mempersulit upaya mengembalikan inflasi ke target. Ia menekankan bahwa kepercayaan publik merupakan fondasi utama kebijakan moneter yang efektif.

Baca Juga: Kevin Hassett: The Fed Akan Tetap Independen, Tak Akan Dipengaruhi Suara Trump

“Apakah publik akan kehilangan kepercayaan setelah lima tahun inflasi di atas target? Enam tahun? Tidak ada yang tahu,” kata Bostic.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: