Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Realisasi PNBP Sektor ESDM Tembus Rp 228 Triliun, Lampaui Target 2024

Realisasi PNBP Sektor ESDM Tembus Rp 228 Triliun, Lampaui Target 2024 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 228 triliun hingga menjelang penutupan tahun 2024. Angka ini telah melampaui target yang ditetapkan dalam APBN 2024, didorong oleh kontribusi signifikan dari subsektor mineral dan batubara.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari pengawasan intensif serta fluktuasi harga komoditas global yang masih berpihak pada penerimaan negara.

"Sampai dengan pertengahan Desember ini, realisasi PNBP kita sudah mencapai Rp 228 triliun. Angka ini setara dengan sekitar 105 persen dari target awal yang dicanangkan sebesar Rp 217 triliun," ujar Agus saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/12/2024).

Baca Juga: ESDM Kaji Skema Kemitraan untuk Tangani Tambang Ilegal

Batubara Tetap Dominan

Subsektor mineral dan batubara (minerba) masih menjadi tulang punggung utama dengan kontribusi lebih dari 70 persen terhadap total PNBP ESDM. Disusul kemudian oleh subsektor minyak dan gas bumi (migas), serta panas bumi dan layanan jasa teknis lainnya.

Agus menjelaskan bahwa meskipun ada tantangan volatilitas harga pasar, optimalisasi penagihan dan pemanfaatan sistem digital dalam pelaporan produksi menjadi faktor kunci. 

"Kami terus memperkuat integrasi data melalui sistem informasi untuk memastikan setiap rupiah dari kekayaan alam kita masuk ke kas negara secara tepat waktu dan akurat," katanya.

Proyeksi Akhir Tahun

Baca Juga: ESDM Lelang Perdana 629.000 Ton Bauksit di Kepulauan Riau

Pemerintah memproyeksikan angka ini masih akan bertambah tipis hingga sisa hari di bulan Desember. Surplus penerimaan ini diharapkan dapat memperkuat postur APBN untuk mendukung berbagai program subsidi energi dan pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di daerah terpencil.

Kendati melampaui target, tantangan produksi pada tahun mendatang tetap menjadi perhatian serius. Penurunan alamiah (natural decline) pada sumur-sumur migas tua serta komitmen transisi energi menuntut kementerian untuk mulai mencari keseimbangan antara pendapatan dari energi fosil dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

"Fokus kami ke depan bukan hanya mengejar angka, melainkan bagaimana penerimaan ini bisa kembali dirasakan masyarakat dalam bentuk energi yang terjangkau danmerata," tambah Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: